• Ichijoji & Surroundings •
Awalnya saya kesini karena mencari dua toko buku yang konon katanya paling kece di Kyoto: Prinz (yang udah sempat saya bahas di postingan sebelumnya) dan Keibunsha. Dalam perjalanan menuju lokasi ini, saya sempat agak menyesal karena ternyata jaraknya lebih jauh dari perkiraan sebelumnya (sekitar satu jam naik bus dari Kyoto Bus Station). Tapi rasa sesal dan capek saya itu mulai menghilang ketika sampai di neighbourhood ini. Lebih tepatnya sih saat melihat tempatnya yang sangat tenang di antara perumahan asri dengan berlatarkan bukit hijau. Walaupun sebagian besar neighbourhood yang saya kunjungi di Jepang hampir dipastikan selalu tenang, tapi yaa karena tiap - tiap dari mereka punya karakter yang berbeda - beda, jadi saya pun enggak pernah bosan untuk mengunjunginya. Dan yang paling menyenangkan dari semua itu adalah keberadaan local shops and cafes yang berhasil bikin saya berbinar - binar ketika melihat display store mereka. Rasanya pengen banget masukin setiap toko dan kafe kalau enggak mengingat yen yang tersisa di dompet saya. Hiks! Belum lagi dengan berbagai scenes yang biasanya hanya saya lihat ketika di komik atau film manga, seperti orang - orang menyebrang rel kereta yang berada ditengah - tengah permukiman (tapi jangan disamain dengan kondisi permukiman bantaran rel kereta di Indonesia ya!), sekelompok anak - anak SD berkumpul untuk makan bekal mereka di salah satu sudut toko, dan masih banyak "pemandangan" lainnya yang mungkin enggak akan saya temukan ketika hanya berjalan - jalan di pusat kota atau tempat - tempat wisata.
• Nihonkan •
Saya jarang banget merekomendasikan sebuah tempat menginap, tapi yang satu ini menurut saya benar - benar memuaskan dari berbagai hal. Mulai dari tempatnya yang sangat strategis (cuma 5 menit jalan ke Kyoto Station), orang - orangnya yang sangat baik dan helpful, tempatnya bersih dan nyaman, harganya yang affordable, dan tempat ini terbilang unik dibandingkan hotel pada umumnya. Selain tempat tidurnya yang masih dari futon, interior hotel dan kamarnya yang masih kental dengan budaya tradisional Jepang, makanan yang disajikan juga yang khas Kyoto, dan mereka menyediakan onsen, alias pemandian umum (yang tentunya dibedakan perempuan dan laki - laki, ya!). Jadi buat kalian yang mau merasakan sensasi onsen, bisa dicoba disini, heeeu!
• Keibunsha Bookshop •
Seneng banget! Itu yang saya rasakan saat menemukan Keibunsha. Bukan cuma karena perjuangan yang udah saya lalui untuk bisa sampai ke toko buku ini (perjalanan bus satu jam dan ditambah setengah jam jalan kaki dengan bergantung pada Google Maps), tapi karena tempatnya memang sesuai dengan ekspektasi saya, bahkan beyond that! Dari penampakkan luar bangunannya aja udah terlihat kalau tempat ini 'special'. Entah kenapa, saya punya feeling toko buku ini dimiliki oleh seorang European, khususnya Parisian *mulai sotoy berlebihan*. Tebakan ini sebenarnya karena melihat eksterior dan interior gedungnya yang pretty much reminded me of Paris. Selain menjual berbagai buku dan majalah (mostly indie) in both Japanese and English versions, Keibunsha juga menjual craft, stationery & cafe. It's such a perfect place banget enggak sih?
• Demachi Futaba •
Sebagai salah satu penikmat makanan manis dan kue mochi, saya pun penasaran dengan wagashi (Japanese sweets) yang menjadi salah satu makanan khas dari Kyoto. Nah, dari berbagai browsing saya sebelumnya, ternyata tempat yang paling banyak direkomendasikan untuk membeli wagashi ini adalah Demachi Futaba. Dan ternyata memang enak kok! Tapi berhubung saya enggak pernah membeli wagashi dari toko lain, jadinya saya enggak ada perbandingan dan enggak bisa menyimpulkan kalau Demachi ini lebih baik atau enggak. It's worth trying, regardless!
• Arashiyama •
Kota kecil yang terkenal dengan Bamboo Groves-nya ini memang perlu dimasukkin di itinerary saat kalian berkunjung ke Kyoto. Letaknya yang dekat dengan pegunungan dan berada di kawasan rural, bisa jadi salah satu alternatif ketika kalian lagi penat dengan kehidupan kota (though I doubt you would ever get bored in Kyoto!). Dengan menghabiskan waktu sekitar dua jam, saya cukup puas mengelilingi Arashiyama, tepatnya ke Tenryuji Temple, Bamboo Groves, Togetsukyo, dan menikmati beberapa sudut kota yang berbeda dari Kyoto.
• Teramachi •
Untuk sampai ke shopping district ini memang perlu perjuangan tersendiri. Bahkan saya hampir menyerah untuk enggak mengunjunginya karena sempat kebingungan dengan Google Maps yang mengarahkan tempat ini ke suatu daerah yang enggak sesuai dengan deskripsi "Teramachi" yang saya lihat di suatu website dan Instagram. Beberapa kali bertanya dengan orang - orang yang saya temui di jalan, dan mereka pun enggak familiar dengan lokasinya. Sampai akhirnya saya bertemu dengan salah satu wanita di jalan yang dengan sangat baiknya menanyakan ke orang lain dan mereka bahkan sempat berdiskusi tentang tempat ini. Disitu kadang saya merasa terharu dengan kebaikan orang - orang Jepang yang mau segitunya direpotkan padahal kenal juga enggak kaan :') . Overall, this shopping district is well worth visiting as it has this unique vibe, especially after dark, when the streets were lighted by the lampions. Oh iya, untuk mengelilingi Teramachi sampai "tuntas" perlu waktu beberapa jam sendiri, mengingat tempat ini juga terbagi ke beberapa sub-district yang membedakan antara local, high-street and luxury brands.
• Pontocho Alley •
Considered as one of the most beautiful streets in Kyoto, tempat ini wajib banget ada di itinerary kamu! Disini juga masih kental banget kehidupan tradisional Jepangnya, karena di sisi kanan dan kiri gang ini dipenuhi dengan bar, hotel, 'warung' ramen, restoran keluarga, yang semuanya masih dalam bentuk aslinya alias 'kuno'. By day, it's not much to look at. But in the evening, when all the lamps have lighten the alley, Poncho becomes a magical place!
Kenapa ada aku ya tolong :(
ReplyDeleteIHHH KOK TUMBEN BUKA BLOG KAKA! :''''')
Deletekenapa sih dis, kan caem disitu WKWK.
Ozuuu, foto-foto kamu bagus bagus bangeeet. Aku jadi kangen berat sama Jepang dan pengen balik ke sana lagi. Aku sempet ke Arashiyama dan Pontocho juga, bagus banget emang ya :3 Jadi pengen ke tempat-tempat yang kamu tulis di atas, kayaknya Jepang emang bagusnya pas suasana di pedesaan gitu ya. Keep writing, Ozu :3
ReplyDeleteKyaaa ada ka Cuprisss! :3
DeleteHahaha iya kak, aku juga sambil nulis ini sambil nahan rasa kangen mau kesana lagiii. Iyaa sukaa sama Arashiyama dan Pontocho. Tapi pas ke Arashiyama aku kurang explore kayanya, baru nyadar sekarang - sekarang ini :(
Next time kalo ke Kyoto, coba kunjungin daerah suburb-nya deh kak. Bikin makin enggak mau pulang rasanya hehe. Semoga kita punya kesempatan lagi buat kesana lagi ya kaak Cupris :D
Keren.. pengen juga ke sana tp terasa mimpi ..
ReplyDeleteInsya Allah ada waktunya kesana juga yaa :)
Deletekak mau tanya itu penginapannya dimana ya??? nihonkan aja????
ReplyDeleteIyaa di nihonkan ajaa :)
Delete