Ketika mulai memasuki beberapa hari terakhir sebelum penutupan tahun, pasti selalu terlintas di pikiran saya tentang apa aja yang terjadi di tahun itu. Biasanya saya cuma mengingat di pikiran saya tanpa menulis, atau bahkan mengumbar di blog. Tapi untuk tahun ini saya rasa saya butuh untuk menuliskannya. Banyak hal - hal luar biasa terjadi, yang masing - masing dari mereka memberi banyak pelajaran untuk saya dan akan sangat sulit untuk dilupakan.
Sebelum saya lanjut, cuma mau ingetin aja, ini akan menjadi postingan yang membosankan dan sedikit panjang dari biasanya.
Kadang saya suka berpikir, Tuhan lagi senang mengajak saya bermain di tahun ini. Di awal tahun secara tiba - tiba Ia berikan sebuah pelajaran yang sangat berat. Sempat terlintas di pikiran saya tentang apa yang coba Ia katakan. Karena di liat dari sisi manapun juga, saya hampir engga menemukan sebuah pelajaran yang bisa diambil. Tapi akhirnya saya menemukan pentingnya sebuah pengorbanan. Kadang ada saatnya dalam hidup, kita harus mengorbankan ego dan kebahagiaan kita sendiri untuk orang lain, terutama untuk orang-orang terdekat kita, orang-orang yang kita sayangi. Bahkan ketika berada di posisi yang "bukan seharusnya yang mengalah" sekalipun. Saya juga belajar tentang pentingnya untuk memaafkan, sebesar apapun kesalahannya. Oh ya. Saya juga semakin mempertanyakan, kenapa kebanyakan orang melihat bahwa laki - laki itu lebih kuat daripada perempuan sih?
Orang tua saya selalu mengingatkan saya untuk selalu bersabar dalam konteks apapun itu. Sabar menghadapi orang lain, sabar menghadapi kesulitan dan sabar untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Untuk kedua hal pertama, saya rasa saya cukup handal, tapi yang susah itu yang terakhir. Sabar untuk mendapatkan apa yang saya inginkan.
Dari awal saya memutuskan untuk lanjut kuliah lagi itu agak berat. Lebih ke tekanan batin sih sebenarnya haha. Mulai dari meyakinkan diri saya apa benar ini yang terbaik, belum lagi mendengar perkataan orang - orang tentang ini itu yang seringkali berhasil membuat keyakinan saya goyah. Engga cuma itu, bahkan saat saya udah yakin dan mulai menjalani untuk mencapainya, saya semakin takut karena sudah mengorbankan beberapa hal dan pada akhirnya malah sia - sia karena saya engga bisa mendapatkan apa yang saya inginkan. Saat itu saya belajar untuk tetap optimis tanpa berekspektasi terlalu tinggi. Salah satunya dengan meyakinkan diri saya dengan satu hal, Tuhan pasti memberikan yang terbaik. Saya udah berusaha semaksimal saya dan selanjutnya tinggal menunggu jawaban-Nya. Kalau ternyata saya gagal, berarti ada rencana yang lebih baik buat saya selain ini.
Akhirnya ucapan itu terbukti. Setiap kesabaran pasti Ia berikan kebahagiaan yang lebih besar. Salah satu mimpi besar itu akhirnya saya dapatkan di tahun ini. Mimpi yang tidak pernah saya kira akan bisa tercapai secepat ini. Kalau di film - film nih, harus ada yang mencubit atau menampar saya berkali - kali supaya bisa meyakinkan saya bahwa semua itu nyata, bukan mimpi lagi.
Saya banyak belajar dari sini. Belajar untuk fokus dengan apa yang saya inginkan. Belajar untuk bermimpi besar tapi tetap realistis. Belajar untuk menerima bahwa engga bisa semua yang kita mau bisa didapatkan dalam satu waktu, jadi harus ada yang diprioritaskan. Belajar untuk sabar, karena setiap hal punya waktunya masing-masing. Belajar bahwa semakin besar sebuah mimpi yang ingin dicapai, semakin besar usaha yang dibutuhkan, resiko yang mesti dihadapi dan keyakinan yang kuat. Belajar untuk memasrahkan semuanya ke Tuhan, karena engga ada yang tau rencana-Nya.
Dari kecil saya selalu diajarkan untuk bermimpi tanpa batas. Mimpi saya selalu berbeda - beda dari tahun ke tahun. Tapi ada satu mimpi yang tidak pernah berubah dari saya kecil. Mimpi untuk tinggal di tempat yang sangat jauh dari tempat tinggal saya, yang benar - benar berbeda dari apa yang biasa saya lihat. Awalnya sih mimpi ini muncul hanya karena rasa penasaran ketika melihat berbagai film yang menunjukkan betapa menyenangkannya kehidupan di luar sana dan ketika mendengar berbagai cerita dari orang - orang yang pernah menetap disana. Mereka bilang bahwa banyak pelajaran - pelajaran tentang hidup yang bisa dialami ketika seseorang menetap di luar negeri, salah satunya adalah tentang pencarian jati diri dan pemikiran yang lebih terbuka. Jadilah, rasa penasaran saya semakin menjadi - jadi bukan lagi hanya karena penasaran bagaimana menyenangkannya tinggal di tempat yang sangat berbeda dari tempat tinggal saya, tetapi juga penasaran dengan bagaimana rasanya mengalami masa - masa sulit seorang diri. Terdengar aneh memang, ketika kebanyakan orang justru mencari kesenangan dan kenyamanan, saya justru termasuk yang merasa tertantang untuk merasakan kesulitan.
Ada yang bilang, hati-hati dengan setiap apa yang kamu inginkan, karena bisa aja terjadi. Daan itulah yang saya alami. Kalimat saya yang terakhir, akhirnya beneran kejadian. Memang, sebelumnya udah saya pikirkan..tapi, tetap aja yang namanya cobaan, apalagi kalau udah menyangkut masalah *uhuk* hati, itu agak susah ya dengan posisi saya sekarang. Tapi setelah saya pikir lagi, justru disitu engga sih tantangannya? gimana caranya supaya bisa tetap berpikir positif dan kreatif, gimana caranya supaya bisa menyenangkan diri sendiri dan pastinya engga menyia-nyiakan waktu. Entah kenapa, saya yakin justru saat - saat seperti ini yang akan diingat dan dijadikan pelajaran nantinya. Justru disaat seperti ini mungkin saya bisa mendapatkan apa yang saya cari. Dan mungkin dengan kaya gini, suatu saat nanti saya bisa bilang ke anak saya, seperti yang Bunda saya sering ingatkan ke saya, "Jadi perempuan itu harus kuat, engga boleh lemah".
Sebelum saya lanjut, cuma mau ingetin aja, ini akan menjadi postingan yang membosankan dan sedikit panjang dari biasanya.
Kadang saya suka berpikir, Tuhan lagi senang mengajak saya bermain di tahun ini. Di awal tahun secara tiba - tiba Ia berikan sebuah pelajaran yang sangat berat. Sempat terlintas di pikiran saya tentang apa yang coba Ia katakan. Karena di liat dari sisi manapun juga, saya hampir engga menemukan sebuah pelajaran yang bisa diambil. Tapi akhirnya saya menemukan pentingnya sebuah pengorbanan. Kadang ada saatnya dalam hidup, kita harus mengorbankan ego dan kebahagiaan kita sendiri untuk orang lain, terutama untuk orang-orang terdekat kita, orang-orang yang kita sayangi. Bahkan ketika berada di posisi yang "bukan seharusnya yang mengalah" sekalipun. Saya juga belajar tentang pentingnya untuk memaafkan, sebesar apapun kesalahannya. Oh ya. Saya juga semakin mempertanyakan, kenapa kebanyakan orang melihat bahwa laki - laki itu lebih kuat daripada perempuan sih?
Orang tua saya selalu mengingatkan saya untuk selalu bersabar dalam konteks apapun itu. Sabar menghadapi orang lain, sabar menghadapi kesulitan dan sabar untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Untuk kedua hal pertama, saya rasa saya cukup handal, tapi yang susah itu yang terakhir. Sabar untuk mendapatkan apa yang saya inginkan.
Dari awal saya memutuskan untuk lanjut kuliah lagi itu agak berat. Lebih ke tekanan batin sih sebenarnya haha. Mulai dari meyakinkan diri saya apa benar ini yang terbaik, belum lagi mendengar perkataan orang - orang tentang ini itu yang seringkali berhasil membuat keyakinan saya goyah. Engga cuma itu, bahkan saat saya udah yakin dan mulai menjalani untuk mencapainya, saya semakin takut karena sudah mengorbankan beberapa hal dan pada akhirnya malah sia - sia karena saya engga bisa mendapatkan apa yang saya inginkan. Saat itu saya belajar untuk tetap optimis tanpa berekspektasi terlalu tinggi. Salah satunya dengan meyakinkan diri saya dengan satu hal, Tuhan pasti memberikan yang terbaik. Saya udah berusaha semaksimal saya dan selanjutnya tinggal menunggu jawaban-Nya. Kalau ternyata saya gagal, berarti ada rencana yang lebih baik buat saya selain ini.
Akhirnya ucapan itu terbukti. Setiap kesabaran pasti Ia berikan kebahagiaan yang lebih besar. Salah satu mimpi besar itu akhirnya saya dapatkan di tahun ini. Mimpi yang tidak pernah saya kira akan bisa tercapai secepat ini. Kalau di film - film nih, harus ada yang mencubit atau menampar saya berkali - kali supaya bisa meyakinkan saya bahwa semua itu nyata, bukan mimpi lagi.
Saya banyak belajar dari sini. Belajar untuk fokus dengan apa yang saya inginkan. Belajar untuk bermimpi besar tapi tetap realistis. Belajar untuk menerima bahwa engga bisa semua yang kita mau bisa didapatkan dalam satu waktu, jadi harus ada yang diprioritaskan. Belajar untuk sabar, karena setiap hal punya waktunya masing-masing. Belajar bahwa semakin besar sebuah mimpi yang ingin dicapai, semakin besar usaha yang dibutuhkan, resiko yang mesti dihadapi dan keyakinan yang kuat. Belajar untuk memasrahkan semuanya ke Tuhan, karena engga ada yang tau rencana-Nya.
Dari kecil saya selalu diajarkan untuk bermimpi tanpa batas. Mimpi saya selalu berbeda - beda dari tahun ke tahun. Tapi ada satu mimpi yang tidak pernah berubah dari saya kecil. Mimpi untuk tinggal di tempat yang sangat jauh dari tempat tinggal saya, yang benar - benar berbeda dari apa yang biasa saya lihat. Awalnya sih mimpi ini muncul hanya karena rasa penasaran ketika melihat berbagai film yang menunjukkan betapa menyenangkannya kehidupan di luar sana dan ketika mendengar berbagai cerita dari orang - orang yang pernah menetap disana. Mereka bilang bahwa banyak pelajaran - pelajaran tentang hidup yang bisa dialami ketika seseorang menetap di luar negeri, salah satunya adalah tentang pencarian jati diri dan pemikiran yang lebih terbuka. Jadilah, rasa penasaran saya semakin menjadi - jadi bukan lagi hanya karena penasaran bagaimana menyenangkannya tinggal di tempat yang sangat berbeda dari tempat tinggal saya, tetapi juga penasaran dengan bagaimana rasanya mengalami masa - masa sulit seorang diri. Terdengar aneh memang, ketika kebanyakan orang justru mencari kesenangan dan kenyamanan, saya justru termasuk yang merasa tertantang untuk merasakan kesulitan.
Ada yang bilang, hati-hati dengan setiap apa yang kamu inginkan, karena bisa aja terjadi. Daan itulah yang saya alami. Kalimat saya yang terakhir, akhirnya beneran kejadian. Memang, sebelumnya udah saya pikirkan..tapi, tetap aja yang namanya cobaan, apalagi kalau udah menyangkut masalah *uhuk* hati, itu agak susah ya dengan posisi saya sekarang. Tapi setelah saya pikir lagi, justru disitu engga sih tantangannya? gimana caranya supaya bisa tetap berpikir positif dan kreatif, gimana caranya supaya bisa menyenangkan diri sendiri dan pastinya engga menyia-nyiakan waktu. Entah kenapa, saya yakin justru saat - saat seperti ini yang akan diingat dan dijadikan pelajaran nantinya. Justru disaat seperti ini mungkin saya bisa mendapatkan apa yang saya cari. Dan mungkin dengan kaya gini, suatu saat nanti saya bisa bilang ke anak saya, seperti yang Bunda saya sering ingatkan ke saya, "Jadi perempuan itu harus kuat, engga boleh lemah".
Sebenarnya masih ada banyak pelajaran lainnya, terutama semenjak saya menetap disini. Tapi mungkin nanti ada saatnya saya bercerita lebih tentang itu. Yang pasti, saat ini saya sangat bersyukur dengan semua yang terjadi tahun ini. Walaupun lebih berat, tapi banyak pelajaran yang saya dapatkan. Semoga tahun depan bisa lebih menyenangkan dan tentu saja, lebih banyak mengajarkan tentang hidup.
salam kenal...
ReplyDeleteperjalanan kehidupan selama setahun ini sangat berkesan,ya meski ada suka dan dukanya..life must go on....semangatt >_<
Inspiring! Semangat terus ya Zu :*
ReplyDeleteMakasi ya mba HM Zwan. Semangat juga buat mba :)
ReplyDeleteKoccc. Makasii yaa. Kamu juga semangat terus ya kocc :D