pertanyaan - pertanyaan itu kembali muncul. kehadirannya sama seperti sebelumnya, tiba - tiba mampir begitu saja untuk mengusik ketenanganku. datang tanpa diundang, datang tanpa diharapkan. kali ini mereka bukan hanya satu, tetapi banyak. bukan hanya sesekali, tetapi hampir setiap saat. doa, cokelat dan seduhan teh susu panas pun sudah tak terhitung berapa kali menemaniku setiap hari untuk memberi ketenangan. iya, mereka memang mampu membuatku untuk tetap tenang dan memasang topeng cantik dengan senyuman tulus, seakan tidak ada apa - apa. namun sayangnya, mereka tetap tidak mampu mengubah apapun. aku tetap berlari, walau lelah. aku tetap mengelak, walau tahu pada akhirnya harus merasakan kekhawatiran yang sama. aku butuh jawaban yang pasti. bukan bermain tebak - tebakan untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang tak seorangpun tahu akan kepastiannya. jawaban untuk tiga pertanyaan sederhana: apa, siapa, bagaimana. kata mereka, hanya Tuhan yang tahu. iya, aku pun mengerti bahwa semuanya bergantung pada kehendak-Nya. tetapi haruskah seperti ini? mempercayai hati yang tidak yakin serta pikiran yang digeluti oleh ketakutan akan ketidakpastian, sambil menunggu hingga saatnya tiba dan melihat rencana apa yang sudah Ia persiapkan.
0 Comments
Post a Comment