"Kenapa sih kamu mau kuliah di luar negeri? Bukannya enggak enak ya, harus adaptasi lagi sama budaya setempat, ngomong harus pake bahasa Inggris, jauh dari orang - orang terdekat, enggak bisa makan makanan Indonesia, terus enggak takut apa dikucilkan karena kamu pakai jilbab?"
Sebenarnya belum ada sih yang bertanya langsung ke saya seperti itu hehehe. Tetapi saya yakin diantara yang baca ini pasti ada aja yang berpikir bahwa apa enaknya sih kuliah jauh - jauh ke negeri orang lain kalau memang bisa kuliah di dalam negeri. Bukan kok, bukan karena pengen pamer gelar atau pengen dilihat tinggi oleh orang lain, bukan juga karena bisa sering jalan - jalan, bukan juga karena sekolah di luar negeri bisa menjamin mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dari yang sekolah di dalam negeri, bukan juga karena saya benci Indonesia. Alasan saya dari awal adalah karena saya pengen mendapatkan banyak pengalaman dan mempelajari hidup lebih banyak. Mungkin beberapa diantara kalian ada yang mengernyitkan kening sambil berpikir bahwa ini orang kok sok asik banget sih hahaha. Tetapi itu memang jawaban terjujur yang bisa saya berikan. Dari awal saya mau kuliah, bukan hanya gelar dengan nilai yang bisa membuat orang tua saya bangga, tetapi lebih dari itu, adalah pelajaran dan pengalaman hidup yang mungkin hanya bisa saya dapatkan sekali seumur hidup saya. Dan sekarang saya bisa bilang dengan yakin bahwa, hal yang membedakan saya dengan orang - orang yang enggak pernah merasakan kuliah atau tinggal di luar negeri dan jauh dari rumah adalah pola pikir, pengalaman dan pembentukan kepribadian menjadi diri saya yang seperti sekarang.
Ada yang bilang, sekolah di luar negeri itu jauh lebih enak kehidupannya daripada sekolah di dalam negeri. Ada yang bilang, sekolah di luar negeri itu sudah pasti mendapatkan pekerjaan yang bagus dan sukses ke depannya. Ada yang bilang, sekolah di luar negeri membuat seseorang berubah jadi terkena pergaulan bebas. Ada yang bilang, sekolah di luar negeri membuat seseorang jadi apatis terhadap Indonesia dan enggak mau pulang. Memang, selalu ada pro dan kontra ketika membahas kuliah di luar negeri. Baru - baru ini saya sempat membaca artikel yang mengatakan betapa "bahaya" nya kuliah di luar negeri. Salah satunya yang dibahas adalah karena menurut pendapat si penulis banyak orang yang beranggapan bahwa dengan kuliah di luar negeri jadi membuat mereka berpikir mencari pekerjaan lebih mudah dan menurut dia juga, mahasiswa yang kuliah di luar negeri jadi banyak yang enggak pulang ke Indonesia. Menurut saya pribadi sih si penulisnya agak lebay ya sampai bilang "bahaya" segala. Kesannya mengerikan banget gitu kalau sekolah di luar negeri. Padahal kenyataannya enggak kok. Bagi saya, semua pernyataan dia dan pernyataan di atas lainnya itu tergantung masing - masing orang dan enggak bisa digeneralisir.
Salah kalau kamu berpikiran bahwa sekolah dan tinggal di luar negeri itu selalu enak. Saya enggak tau kalau orang lain, tapi pada beberapa bulan pertama, saya sempat mengalami masa - masa down ketika disana. Harus beradaptasi dengan cara hidup dan peraturan disana, bertemu dengan berbagai macam orang dari berbagai macam negara, bahasa, pola pikir, sifat dan kebiasaan, belum lagi tugas - tugas yang menumpuk, jauh dari orang - orang terdekat, dan masih banyak lagi hal lainnya. Tetapi ya disitulah tantangannya, dan disitu juga saya jadi banyak belajar hal baru. Kalau mau merasa enak terus yaaa tinggal aja di dalam comfort zone kamu. Enggak susah kan? hehe. Hal lainnya yang sering salah ditangkap oleh orang lain adalah dengan sekolah di luar negeri jadi lebih mudah mendapatkan pekerjaan yang lebih baik daripada yang sekolah di dalam negeri. Salah banget kalau kamu berpikiran seperti itu. Karena toh itu semua bergantung pada banyak faktor yang enggak bisa diukur hanya dari sebuah gelar yang didapatkan dari luar negeri.
Banyak orang yang takut tinggal di luar negeri karena takut akan berubah dan terkena pergaulan bebas. Kali ini saya harus bilang lagi kalau semua itu benar - benar balik lagi ke diri masing - masing. Kalau memang kamu enggak bisa jaga komitmen kamu dan dari awal kesana memang berniat "macam - macam" ya bisa banget kamu terkena pergaulan bebas. Tetapi dari pengalaman saya, saya justru belajar banyak untuk terus menjadi diri saya sendiri dan semakin berpegang pada komitmen saya. Dan dengan seperti itu orang - orang disana tetap bisa menerima saya, bahkan menghargai komitmen saya. Jadi benci Indonesia? Saya enggak munafik bahwa saya sempat malas pulang ke Indonesia. Bukan apa - apa, tetapi saya merasa banyak hal - hal yang saya suka yang bisa dengan mudahnya terfasilitasi di Inggris dan dengan kondisi saya saat itu (re: kuliah). They are as simple as menghirup udara segar, naik transportasi publik yang nyaman, belanja baju murah meriah di charity shop *ups* sampai rutinitas yang akan susah saya dapatkan di Jakarta seperti masak sendiri, lari sore di taman luas yang rindang atau pantai yang bersih, volunteering dengan masyarakat setempat, dan masih banyak hal lainnya. Tetapi pada akhirnya, saya justru semakin termotivasi buat pulang ke Indonesia supaya masyarakat Indonesia bisa mendapatkan fasilitas yang sama di Indonesia dan merasakan kenyamanan yang saya rasakan disana. Lalu saya juga berpikir satu hal: kalau setiap orang yang punya kesempatan tinggal di luar negeri jadinya pengen tinggal disana selamanya, mau jadi apa Indonesia nantinya?. "Kabur" dan menjadi warna negara orang lain bukanlah solusi terbaik, dan menurut saya, itu adalah pikiran orang - orang yang egois (dan saya yakin pasti saat ini kamu kembali mengernyitkan kening dan semakin yakin bahwa saya orangnya sok iyeh banget, ya kan? :p).
"Bagaimana caranya sih bisa kuliah dan dapat beasiswa ke luar negeri?" nah kalau ini baru pertanyaan yang sering ditanyakan ke saya. Sebenarnya saya takut sih untuk menjawabnya karena tiap orang punya cara nya masing - masing. Tetapi kalau kamu mau tau banget *hehehe*, dulu sih saya begini cara mempersiapkan kuliah ke luar negeri:
1. REMOVE THE DOUBT
"Doubt kills more dreams than failure ever will". Jadi bagi yang masih ragu - ragu, coba ditanya lagi ke diri kamu apa yang menjadi prioritas kamu saat ini. Kuliah? kerja? nikah? setiap orang punya prioritas mereka masing - masing yang enggak bisa disamakan. Saya dulu sempat mengalami masa dimana saya bingung banget menentukan lebih baik cari pengalaman kerja dulu sampai beberapa tahun atau lanjut kuliah. Tetapi akhirnya dengan berbagai pertimbangan dan tentunya dibantu dengan doa dan istikharah, saya yakin untuk melanjutkan kuliah.
2. Quadruple W (Why, What, Where & When)
Jurusan apa yang kamu mau dan kenapa kamu pilih jurusan tersebut? Itu sih yang selanjutnya perlu kamu tanyain lagi ketika bercermin *apacoba*. Baru deh setelah tau jawabannya, coba di googling universitas mana yang paling bagus sesuai jurusan kamu. Disini juga terkadang sempat membuat saya labil memilih antara universitas yang punya ranking tinggi secara keseluruhan atau universitas yang punya ranking tinggi sesuai jurusan. Kalau dua - duanya seimbang sih oke ya, tetapi kalau nasibnya kaya universitas saya yang kalau dilihat dari ranking dunia kedudukannya rendah tetapi kalau dilihat dari ranking jurusan yang saya minati kedudukannya tinggi, saya sarankan lebih baik memilih universitas dimana punya kedudukan yang tinggi untuk jurusan yang kamu minati. Karena dari pengalaman saya, orang - orang yang bekerja di jurusan yang akan kamu pilih itu biasanya lebih mempertimbangkan universitas yang rankingnya lebih tinggi di jurusan tersebut daripada universitas yang punya ranking tinggi di dunia tetapi rendah di jurusan tersebut. Oh iya, jangan lupa juga lihat kapan mereka menerima mahasiswa baru. Biasanya sih ada beberapa intake dalam setahun, dan setau saya, kebanyakan universitas intake di bulan September. Dengan mengetahui informasi tentang kapan mereka memulai ajaran baru, kamu jadi bisa merencanakan untuk mengambil intake yang mana.
3. HOW?
Setelah mendapatkan beberapa referensi universitas yang diminati, sekarang saatnya mulai mengumpulkan persyaratan yang diminta. Pada dasarnya sih yang diminta oleh berbagai universitas itu selain ijazah, transkrip dan dokumen dasar lainnya, yang kamu perlu perhatikan dan mulai dipersiapkan dari awal adalah TOEFL/IELTS, surat referensi (biasanya dua buah) dari dosen dan atasan di tempat kerja, serta motivation letter. Nah, di motivation letter ini juga perlu kamu perhatikan karena biasanya mereka (terutama yang enggak ada interview) akan menilai apakah kamu sesuai dengan kriteria mereka atau enggak adalah berdasarkan si motivation letter ini. Makanya disini kamu tunjukkan kelebihan diri kamu dan juga kasih alasan yang jelas kenapa kamu ingin kuliah di universitas tersebut.
4. GET SCHOLARSHIP
Buat kamu yang punya nasib seperti saya aka keputusan lanjut atau enggaknya kuliah di luar negeri tergantung pada beasiswa, saya sarankan juga untuk sambil mencari universitas yang kamu tuju juga sambil dicari beasiswa yang mungkin kamu apply nantinya. Jadi kan beasiswa itu ada banyak macamnya, ada yang harus dapat beasiswa dulu baru penentuan universitasnya belakangan (misalnya, Fulbright scholarship), lalu ada juga beasiswa yang mensyaratkan untuk harus ada LoA/Letter of Acceptance dari universitas yang dituju baru bisa apply beasiswanya (misalnya, Dikti, Diknas, LPDP), ada juga beasiswa dari pemerintah Indonesia dengan negara yang dituju (misalnya untuk Inggris, beasiswa Chevening), dan ada juga beasiswa yang disediakan dari universitas yang dituju itu sendiri (coba cek di @BeasiswaIndo yang biasanya suka memberikan informasi tentang beasiswa yang ditawarkan dari berbagai universitas atau juga bisa dicek di website universitas-nya langsung).
Beasiswa Unggulan Dikti
Berhubung beasiswa ini yang berhasil saya dapatkan, kurang lebihnya saya cukup mendapatkan informasi ketika apply dan mengurus beasiswa ini. Jadi BU Dikti ini adalah satu dari tiga macam beasiswa yang disediakan oleh Kemendikbud (ketika tahun lalu saya apply sih, hanya tiga macam beasiswa untuk luar negeri, tetapi coba dicek lagi di website mereka untuk lebih pastinya). Tiga macam beasiswa tersebut adalah Beasiswa Unggulan DIKTI yang ditujukan khusus untuk Calon Dosen; Beasiswa Luar Negeri DIKTI yang ditujukan khusus untuk Dosen; dan Beasiswa Unggulan DIKNAS yang terbuka untuk umum. Nah, untuk BLN dan BU Dikti ini mengcover tuition fee dan living cost, sedangkan untuk BU Diknas, (saat tahun lalu saya mencari informasinya) beasiswa ini hanya meng-cover biaya hidup/living cost saja. Untuk informasi selanjutnya bisa dibuka di website Dikti dan Diknas ya.
5. LAST BUT NOT LEAST
Selalu ingat bahwa semakin besar hal yang kita ingin capai, semakin besar juga perjuangannya. Jadi jangan keburu menyerah atau keburu pusing duluan melihat list universitas mana aja yang mau dituju, atau bolak - balik cek kapan beasiswa dibuka, dan informasi lainnya. Saya juga sempat mengalami begitu kok, rasanya sampai mual nyari informasi terutama beasiswa. Ingat juga bahwa enggak ada yang enggak mungkin. Saya sendiri selalu mengingatkan ke diri saya saat saya pesimis melakukan suatu hal, "kalau orang lain bisa, kenapa saya enggak?". Yang membedakan bisa atau enggaknya itu ya balik lagi ke diri kita masing - masing, seberapa jauh sih usaha yang mau kita berikan untuk mencapainya? Jangan lupa juga untuk terus berdoa diberikan yang terbaik. Karena kadang kita lupa ketika kita udah berusaha keras tetapi belum dapat juga, mungkin ada rencana Tuhan yang lebih baik dari rencana kita.
Sebenarnya belum ada sih yang bertanya langsung ke saya seperti itu hehehe. Tetapi saya yakin diantara yang baca ini pasti ada aja yang berpikir bahwa apa enaknya sih kuliah jauh - jauh ke negeri orang lain kalau memang bisa kuliah di dalam negeri. Bukan kok, bukan karena pengen pamer gelar atau pengen dilihat tinggi oleh orang lain, bukan juga karena bisa sering jalan - jalan, bukan juga karena sekolah di luar negeri bisa menjamin mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dari yang sekolah di dalam negeri, bukan juga karena saya benci Indonesia. Alasan saya dari awal adalah karena saya pengen mendapatkan banyak pengalaman dan mempelajari hidup lebih banyak. Mungkin beberapa diantara kalian ada yang mengernyitkan kening sambil berpikir bahwa ini orang kok sok asik banget sih hahaha. Tetapi itu memang jawaban terjujur yang bisa saya berikan. Dari awal saya mau kuliah, bukan hanya gelar dengan nilai yang bisa membuat orang tua saya bangga, tetapi lebih dari itu, adalah pelajaran dan pengalaman hidup yang mungkin hanya bisa saya dapatkan sekali seumur hidup saya. Dan sekarang saya bisa bilang dengan yakin bahwa, hal yang membedakan saya dengan orang - orang yang enggak pernah merasakan kuliah atau tinggal di luar negeri dan jauh dari rumah adalah pola pikir, pengalaman dan pembentukan kepribadian menjadi diri saya yang seperti sekarang.
Ada yang bilang, sekolah di luar negeri itu jauh lebih enak kehidupannya daripada sekolah di dalam negeri. Ada yang bilang, sekolah di luar negeri itu sudah pasti mendapatkan pekerjaan yang bagus dan sukses ke depannya. Ada yang bilang, sekolah di luar negeri membuat seseorang berubah jadi terkena pergaulan bebas. Ada yang bilang, sekolah di luar negeri membuat seseorang jadi apatis terhadap Indonesia dan enggak mau pulang. Memang, selalu ada pro dan kontra ketika membahas kuliah di luar negeri. Baru - baru ini saya sempat membaca artikel yang mengatakan betapa "bahaya" nya kuliah di luar negeri. Salah satunya yang dibahas adalah karena menurut pendapat si penulis banyak orang yang beranggapan bahwa dengan kuliah di luar negeri jadi membuat mereka berpikir mencari pekerjaan lebih mudah dan menurut dia juga, mahasiswa yang kuliah di luar negeri jadi banyak yang enggak pulang ke Indonesia. Menurut saya pribadi sih si penulisnya agak lebay ya sampai bilang "bahaya" segala. Kesannya mengerikan banget gitu kalau sekolah di luar negeri. Padahal kenyataannya enggak kok. Bagi saya, semua pernyataan dia dan pernyataan di atas lainnya itu tergantung masing - masing orang dan enggak bisa digeneralisir.
Salah kalau kamu berpikiran bahwa sekolah dan tinggal di luar negeri itu selalu enak. Saya enggak tau kalau orang lain, tapi pada beberapa bulan pertama, saya sempat mengalami masa - masa down ketika disana. Harus beradaptasi dengan cara hidup dan peraturan disana, bertemu dengan berbagai macam orang dari berbagai macam negara, bahasa, pola pikir, sifat dan kebiasaan, belum lagi tugas - tugas yang menumpuk, jauh dari orang - orang terdekat, dan masih banyak lagi hal lainnya. Tetapi ya disitulah tantangannya, dan disitu juga saya jadi banyak belajar hal baru. Kalau mau merasa enak terus yaaa tinggal aja di dalam comfort zone kamu. Enggak susah kan? hehe. Hal lainnya yang sering salah ditangkap oleh orang lain adalah dengan sekolah di luar negeri jadi lebih mudah mendapatkan pekerjaan yang lebih baik daripada yang sekolah di dalam negeri. Salah banget kalau kamu berpikiran seperti itu. Karena toh itu semua bergantung pada banyak faktor yang enggak bisa diukur hanya dari sebuah gelar yang didapatkan dari luar negeri.
Banyak orang yang takut tinggal di luar negeri karena takut akan berubah dan terkena pergaulan bebas. Kali ini saya harus bilang lagi kalau semua itu benar - benar balik lagi ke diri masing - masing. Kalau memang kamu enggak bisa jaga komitmen kamu dan dari awal kesana memang berniat "macam - macam" ya bisa banget kamu terkena pergaulan bebas. Tetapi dari pengalaman saya, saya justru belajar banyak untuk terus menjadi diri saya sendiri dan semakin berpegang pada komitmen saya. Dan dengan seperti itu orang - orang disana tetap bisa menerima saya, bahkan menghargai komitmen saya. Jadi benci Indonesia? Saya enggak munafik bahwa saya sempat malas pulang ke Indonesia. Bukan apa - apa, tetapi saya merasa banyak hal - hal yang saya suka yang bisa dengan mudahnya terfasilitasi di Inggris dan dengan kondisi saya saat itu (re: kuliah). They are as simple as menghirup udara segar, naik transportasi publik yang nyaman, belanja baju murah meriah di charity shop *ups* sampai rutinitas yang akan susah saya dapatkan di Jakarta seperti masak sendiri, lari sore di taman luas yang rindang atau pantai yang bersih, volunteering dengan masyarakat setempat, dan masih banyak hal lainnya. Tetapi pada akhirnya, saya justru semakin termotivasi buat pulang ke Indonesia supaya masyarakat Indonesia bisa mendapatkan fasilitas yang sama di Indonesia dan merasakan kenyamanan yang saya rasakan disana. Lalu saya juga berpikir satu hal: kalau setiap orang yang punya kesempatan tinggal di luar negeri jadinya pengen tinggal disana selamanya, mau jadi apa Indonesia nantinya?. "Kabur" dan menjadi warna negara orang lain bukanlah solusi terbaik, dan menurut saya, itu adalah pikiran orang - orang yang egois (dan saya yakin pasti saat ini kamu kembali mengernyitkan kening dan semakin yakin bahwa saya orangnya sok iyeh banget, ya kan? :p).
1. REMOVE THE DOUBT
"Doubt kills more dreams than failure ever will". Jadi bagi yang masih ragu - ragu, coba ditanya lagi ke diri kamu apa yang menjadi prioritas kamu saat ini. Kuliah? kerja? nikah? setiap orang punya prioritas mereka masing - masing yang enggak bisa disamakan. Saya dulu sempat mengalami masa dimana saya bingung banget menentukan lebih baik cari pengalaman kerja dulu sampai beberapa tahun atau lanjut kuliah. Tetapi akhirnya dengan berbagai pertimbangan dan tentunya dibantu dengan doa dan istikharah, saya yakin untuk melanjutkan kuliah.
2. Quadruple W (Why, What, Where & When)
Jurusan apa yang kamu mau dan kenapa kamu pilih jurusan tersebut? Itu sih yang selanjutnya perlu kamu tanyain lagi ketika bercermin *apacoba*. Baru deh setelah tau jawabannya, coba di googling universitas mana yang paling bagus sesuai jurusan kamu. Disini juga terkadang sempat membuat saya labil memilih antara universitas yang punya ranking tinggi secara keseluruhan atau universitas yang punya ranking tinggi sesuai jurusan. Kalau dua - duanya seimbang sih oke ya, tetapi kalau nasibnya kaya universitas saya yang kalau dilihat dari ranking dunia kedudukannya rendah tetapi kalau dilihat dari ranking jurusan yang saya minati kedudukannya tinggi, saya sarankan lebih baik memilih universitas dimana punya kedudukan yang tinggi untuk jurusan yang kamu minati. Karena dari pengalaman saya, orang - orang yang bekerja di jurusan yang akan kamu pilih itu biasanya lebih mempertimbangkan universitas yang rankingnya lebih tinggi di jurusan tersebut daripada universitas yang punya ranking tinggi di dunia tetapi rendah di jurusan tersebut. Oh iya, jangan lupa juga lihat kapan mereka menerima mahasiswa baru. Biasanya sih ada beberapa intake dalam setahun, dan setau saya, kebanyakan universitas intake di bulan September. Dengan mengetahui informasi tentang kapan mereka memulai ajaran baru, kamu jadi bisa merencanakan untuk mengambil intake yang mana.
3. HOW?
Setelah mendapatkan beberapa referensi universitas yang diminati, sekarang saatnya mulai mengumpulkan persyaratan yang diminta. Pada dasarnya sih yang diminta oleh berbagai universitas itu selain ijazah, transkrip dan dokumen dasar lainnya, yang kamu perlu perhatikan dan mulai dipersiapkan dari awal adalah TOEFL/IELTS, surat referensi (biasanya dua buah) dari dosen dan atasan di tempat kerja, serta motivation letter. Nah, di motivation letter ini juga perlu kamu perhatikan karena biasanya mereka (terutama yang enggak ada interview) akan menilai apakah kamu sesuai dengan kriteria mereka atau enggak adalah berdasarkan si motivation letter ini. Makanya disini kamu tunjukkan kelebihan diri kamu dan juga kasih alasan yang jelas kenapa kamu ingin kuliah di universitas tersebut.
4. GET SCHOLARSHIP
Buat kamu yang punya nasib seperti saya aka keputusan lanjut atau enggaknya kuliah di luar negeri tergantung pada beasiswa, saya sarankan juga untuk sambil mencari universitas yang kamu tuju juga sambil dicari beasiswa yang mungkin kamu apply nantinya. Jadi kan beasiswa itu ada banyak macamnya, ada yang harus dapat beasiswa dulu baru penentuan universitasnya belakangan (misalnya, Fulbright scholarship), lalu ada juga beasiswa yang mensyaratkan untuk harus ada LoA/Letter of Acceptance dari universitas yang dituju baru bisa apply beasiswanya (misalnya, Dikti, Diknas, LPDP), ada juga beasiswa dari pemerintah Indonesia dengan negara yang dituju (misalnya untuk Inggris, beasiswa Chevening), dan ada juga beasiswa yang disediakan dari universitas yang dituju itu sendiri (coba cek di @BeasiswaIndo yang biasanya suka memberikan informasi tentang beasiswa yang ditawarkan dari berbagai universitas atau juga bisa dicek di website universitas-nya langsung).
Beasiswa Unggulan Dikti
Berhubung beasiswa ini yang berhasil saya dapatkan, kurang lebihnya saya cukup mendapatkan informasi ketika apply dan mengurus beasiswa ini. Jadi BU Dikti ini adalah satu dari tiga macam beasiswa yang disediakan oleh Kemendikbud (ketika tahun lalu saya apply sih, hanya tiga macam beasiswa untuk luar negeri, tetapi coba dicek lagi di website mereka untuk lebih pastinya). Tiga macam beasiswa tersebut adalah Beasiswa Unggulan DIKTI yang ditujukan khusus untuk Calon Dosen; Beasiswa Luar Negeri DIKTI yang ditujukan khusus untuk Dosen; dan Beasiswa Unggulan DIKNAS yang terbuka untuk umum. Nah, untuk BLN dan BU Dikti ini mengcover tuition fee dan living cost, sedangkan untuk BU Diknas, (saat tahun lalu saya mencari informasinya) beasiswa ini hanya meng-cover biaya hidup/living cost saja. Untuk informasi selanjutnya bisa dibuka di website Dikti dan Diknas ya.
5. LAST BUT NOT LEAST
Selalu ingat bahwa semakin besar hal yang kita ingin capai, semakin besar juga perjuangannya. Jadi jangan keburu menyerah atau keburu pusing duluan melihat list universitas mana aja yang mau dituju, atau bolak - balik cek kapan beasiswa dibuka, dan informasi lainnya. Saya juga sempat mengalami begitu kok, rasanya sampai mual nyari informasi terutama beasiswa. Ingat juga bahwa enggak ada yang enggak mungkin. Saya sendiri selalu mengingatkan ke diri saya saat saya pesimis melakukan suatu hal, "kalau orang lain bisa, kenapa saya enggak?". Yang membedakan bisa atau enggaknya itu ya balik lagi ke diri kita masing - masing, seberapa jauh sih usaha yang mau kita berikan untuk mencapainya? Jangan lupa juga untuk terus berdoa diberikan yang terbaik. Karena kadang kita lupa ketika kita udah berusaha keras tetapi belum dapat juga, mungkin ada rencana Tuhan yang lebih baik dari rencana kita.
"Orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman. Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang. Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan. Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang"
- Imam Syafi'i -
Zu, mau ngelike gimana nih ga ada tombolnya hahaha. Setuju banget sama tulisan ini. Sukses ya Zu! :)
ReplyDeleteDixiiiee! hahaha iya nih blogspot enggak sekece wordpress yang bisa di-like huhu. makasi Dix, sukses juga buat kamu disanaa :D
ReplyDeleteSok iyeh emang, nice post though!
ReplyDeletehahahaha sekali-kali gapapalah bro jadi sok iyeh *padahalsering*. thanks ya Ri! :)
ReplyDeleteka seneng banget ketemu blog ini, aku ingin melanjutkan kuliah di luarnegeri dan sudah diterima disalah satu universitas. tapi aku sama kaya kaka terhalang oleh biaya. mau minta share dan bimbingannya dong ka ttg bagaimana mendapatkan beasiswa unggulan ini. aku cari email kaka di blog ini gak ada, kalau tidak keberatan mungkin kaka bisa email aku mengenai info kontak kaka yang bisa aku hubungi secara langsung. terimakasih
ReplyDeleteidarosyii@gmail.com
nice blog^^ ka mau tanya dong hehe. bahasa itu kendala utama kuliah di luar negeri ga sih ka? dan masalah apa aja sih yg kaka hadapin pas kuliah di inggris? mungkin pertemanan, tempat tinggal, uang saku. dan gimana pergaulan sehari hari disana? makasih sharingnya kaa ^^. kalau kaka dgn senang hati sharing panjang lebar bisa ke anisahusnawati@ymail.com
ReplyDeleteHuaaaa motivasi saya juga besar bgt ka untuk kuliah di luar negeri. Tp ka, aku punya planning utk les bahasa dulu skrg dan coba cri beasiswa nya taun depan. Menurut kk gmn? Aku ada di fideliafitriayda@gmail.com ya ka. Aku tunggu jawabanmu kk kece ♥
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete
ReplyDeleteAssalamu'alaikum kak, saya fera dari Aceh. Mau tanya tentang surat rekomendasi dosen sama motivation letter dan wawancara itu gimana ya kak? Mohon di emailkan kakak terima kasih :) (feraferdinas@gmail.com)
Assalamu'alaikum kak, saya fera dari Aceh. Mau tanya tentang surat rekomendasi dosen sama motivation letter dan wawancara itu gimana ya kak
ReplyDeletesalam kak, aku mau tanya tentang surat rekomendasi dosen dan motivation letter, bisa dikirim ke emailu kak maisarroh@gmail.com terimakasih banyak. semoga bisa menyusul...
ReplyDeleteNice info, makasih dan salam kenal ajah...
ReplyDeleteWah, p
ReplyDeleteMau nanya negara yang pake b Inggris buat s1 yang tuition fee nya gak terlalu mahal dimana ya kak?
ReplyDeletemba mau nanya, kalo program Manajemen Resiko (International Risk management and Finance) di Bournenemouth university bagus gak? oia kali liat rangking universitas ato jurusan dimana ya? makasih :)
ReplyDeleteHuhu seneng banget bisa menemukan blog ini, sangat membantu sekali kak. Jadi buat aku lebih semangat. Kalau ada yang mau kuliah di Prancis kayak aku tolong email aku ya di yustinayasin@gmail.com lagi butuh teman seperjuangan nih hehe.
ReplyDeleteihh termotivasi banget. aku emang udah niat kuliah kedokteran di luar, dan aku terkadang pesimis. aku selalu mikir, kalau gak bisa gimana? gitu. tapi setelah baca blog ini aku jadi bangkit. jika berusaha, kita pasti bisa mencapai cita cita kita:)
ReplyDeleteHallo ka, saya memang ada niatan untuk lanjut S2 di LN, tapi univ. S1 saya swasta dan akreditasnya B. Apa ada kesempatan untuk saya dengan berharap mendapatkan beasiswa full? Dan saya bercita cita menjadi dosen. S1 saya manajemen dan berfokus pada manajemen keuangan.
ReplyDeleteMoon bantuannya ya ka, dan kalau boleh saya minta contoh surat rkmendasi dosen serta motivation letter (rinakarlina.anggra@gmail.com)
Terima kasih ka ☺
Hai kak nazura:) kak aku mau curhat sedikit, sebenernya aku juga ada niatan buat kuliah di LN, tapi buat kuliah disitu kan butuh biaya yg besar kak, nah aku pengennya bisa dpt beasiswa,dan aku bingung kak nyarinya dimana? Mungkin kakak ada saran dan tidak keberatan aku boleh email aku di mayangwardhani48@gmail.com terimakasih kak,sukses trs :)
ReplyDeletekeren ka:) emang banyak orang yang nganggap kalau kuliah ke LN itu cuman buat gaya dan sombong doang, tanpa tahu tujuan sebenarnya. nanti cerita pengalaman lainnya ya ka.
ReplyDeleteka.. mau nanya selain faktor kecerdasan kan ada faktor lucky tuh.. kakak waktu pesimis gara2 apa? kalo sya pesimis karna saya merasa masih kurang dalam bhs.Inggris (menurut saya) tapi kan bisa belajar,jadi yg perlu dilatih itu bhs.Inggris yang paling utama ? trus sejak kelas berapa kak Nazura mau ngejar scholarship? *maaf banyak nanya* thanks before
ReplyDeleteka.. mau nanya selain faktor kecerdasan kan ada faktor lucky tuh.. kakak waktu pesimis gara2 apa? kalo sya pesimis karna saya merasa masih kurang dalam bhs.Inggris (menurut saya) tapi kan bisa belajar,jadi yg perlu dilatih itu bhs.Inggris yang paling utama ? trus sejak kelas berapa kak Nazura mau ngejar scholarship? *maaf banyak nanya* thanks before
ReplyDeletesetuju banget ya sama artikelnya..
ReplyDeleteArtikel yang sangat bermanfaat..
ReplyDeleteArtikelnya sangat bermanfaat..
ReplyDeleteArtikelnya sangat bermanfaat..
ReplyDeletewah.. membantu banget ini kak
ReplyDeletebtw kak, alamat emailnya apa ya, mau nanyain seputar dokumen persyaratan seperti surat referensi dosen, motivation letter dll nya nih..
soalnya udah ada niat juga mo kuliah di luar
Thank youuuu
itulah yang menjadi tantangan terberat kita mahasiswa Indonesia di Luar Negeri, rayuan untuk melupakan Indonesia karena fasilitas dan hidup yang lebih baik. Kamu benar, kalau semuanya kabur terus siapa yg akan bangun Indonesia? Yuk mahasiswa Indonesia untuk pulang dan bangun Tanah Air tercinta.
ReplyDeleteSalam Kenal :)
kak bagi emailnya dong. mau nanya nanya hehe
ReplyDeleteLuar biasa
ReplyDeletekeren..... boleh minta alamat fbnya ?? buat tanya tanya info detail tentang kuliah ke sana
ReplyDeletesalam kak, keren blognya, btw aku mau tanya tentang surat rekomendasi dosen dan motivation letter, bisa dikirim ke emailu kak m.antonia23@yahoo.com terimakasih banyak. semoga bisa menyusul
ReplyDeleteSiang mbak. Saya tertarik sekali dengan tulisannya tentang beasiswa luar negerinya.
ReplyDeleteSayaa boleh minta sarannya ?
Saya usia 25 tahun belum pernah masuk dunia perkuliahan,
Saat itu saya memutuskan untuk bekerja terlebih dahulu,sekarang pun saya masih dikuar negeri bekerja.
Cuma setelah 5 tahun bekerja saya mulai merasa jenuh dan tertarik ingin belajar kembali.
Saya bingung harus nanya kesiapa.
Lingkungan saya disini pekerja semua.
Apakah bisaa saya mengikuti kelas karyawan kemudian ngambil beasiswa ke luar negeri ? Terima kasih.
Nasibmu sama sepertiku
Deletethanks kakak
ReplyDeleteJadi pengen lanjut kuliah ke luar negeri. Tapi ndak boleh ortu itu gimana mbak?
ReplyDeleteMau kuliah keluar negeri tapi ndak boleh ortu itu gimana ya mbak ?
ReplyDeleteJadi pengen lanjut kuliah ke luar negeri. Tapi ndak boleh ortu itu gimana mbak?
ReplyDeleteKak, minta emailnya dong
ReplyDeleteBagi email dong kak
ReplyDeleteBagi emailnya dong ka hehe
ReplyDeleteHi! I understand this is somewhat off-topic however I needed to ask.
ReplyDeleteDoes operating a well-established website like
yours require a massive amount work? I am
brand new to operating a blog however I do write in my diary
every day. I'd like to start a blog so I can share my own experience and thoughts online.
Please let me know if you have any kind of recommendations or tips for new aspiring blog owners.
Thankyou!
Pretty! This was an extremely wonderful post.
ReplyDeleteThanks for providing this information.
Nice post. I was checking constantly this blog and I'm impressed!
ReplyDeleteVery helpful information specially the last part :) I care for
such information much. I was looking for this particular information for a
very long time. Thank you and good luck.
Kak boleh minta alamat email? kalo enggak email aku kak di zahidaalfathiya@gmail.com
ReplyDeleteberawal daru liat bukunya di toko buku sebelah kos, nyari instagramnya, ketemu laman blog, terus s
ReplyDeleteuka tulisan kaka semuanya !!!!
Sangat membantu banget kk😊
ReplyDeleteplease visit our web www.uma.ac.id
ReplyDeleteminta emailnya kak.?
ReplyDeletekak, jika surat rekomendasi dari tempat kerja gak aada gimana kak?
ReplyDeletewaa semangat kakak
ReplyDeleteInspirative story..
ReplyDeletesangat menginspirasi
ReplyDeletekeren bangettt!
ReplyDeletekeren banget kak jasa desain logo
ReplyDeleteterima kasih ka, saya jadi paham bagaimana cara mendapatkan beasiswa agar bisa kuliah di luar negeri. https://sunenglish.co.id
ReplyDeleteterima kasih karena sudah menginspirasi https://www.amd.com/en.html
ReplyDeleteTerima kasih kak saya jadi tau cara kuliah di luar negeri https://sunenglisht.com
ReplyDelete