I don't know how many times I've told you this, but December has always had a special place in my heart. It's that time of year when I cannot help myself to feel joy and festivity.
Selain karena dekorasi, lagu dan film tentang Natal yang membuat bulan ini selalu terasa istimewa (even though I don't celebrate Christmas, I can feel the same happiness with those who do celebrate it), Desember selalu menjadi bulan yang ditunggu – tunggu oleh saya setiap tahunnya karena selalu ada rencana yang menyenangkan di bulan ini. Tetapi tahun ini berbeda. I have nothing to look forward to. Enggak ada rencana traveling, enggak ada Christmas Market, enggak ada salju yang turun, enggak ada belanja saat boxing day, enggak ada acara yang ditunggu saat New Year’s Eve. Nyatanya, tanpa ada rencana dan berbagai hal tersebut enggak mengurangi sedikit pun kebahagiaan yang diberikan oleh Desember. Bahkan bisa dibilang kali ini terasa lebih hangat dari biasanya. Indeed, it was exactly like how I wanted to spend my December: do little things with the ones that matter for me, which seems highly unlikely to happen next year.
Dimulai dari minggu pertama Desember ketika mengunjungi Bandung yang awalnya hanya diniatkan untuk mengikuti sebuah workshop yang ternyata jauh dari ekspektasi saya, lalu malah berujung jadi acara "jalan – jalan" mengunjungi tempat yang dulu sering saya kunjungi saat kuliah hingga tempat - tempat baru paling hits di kota ini; merealisasikan rencana sesi foto yang sudah tertunda beratus kali, yang walaupun cuma sebentar tapi sangat memuaskan; menginap dengan intensitas yang lebih sering dari biasanya bersama kedua sahabat saya, bahkan mereka sampai membantu saya packing buat pindahan which made me feel a bit more melancholic; merayakan ulang tahun Ayah dengan makan siang bersama anggota keluarga yang hampir komplit; mengadakan piknik ke tempat yang jauh dari keramaian di saat orang lain harus merelakan waktu berjam – jam di jalan hanya untuk menikmati hari libur mereka; menghabiskan hari - hari terakhir di tahun ini sambil menikmati pancaran sinar matahari yang belum tentu saya dapatkan di bulan depan; berleha – leha di sebuah tempat yang saya anggap sebagai rumah selama dua tahun belakangan ini; Skype dengan Ali, my lil bro who's doing internship in Japan; jalan - jalan ke kebun binatang setelah entah berapa tahun yang lalu terakhir kali saya kesana, dan kali ini terasa lebih menyenangkan karena mengunjunginya bersama keponakan - keponakan saya; melalui malam terakhir tahun ini dengan movies marathon with my best housemate-slash-sister and a bag of marshmallow popcorn, cheeseburger and chips.
Thanks for being good, December 2015. You will be missed :')
Selain karena dekorasi, lagu dan film tentang Natal yang membuat bulan ini selalu terasa istimewa (even though I don't celebrate Christmas, I can feel the same happiness with those who do celebrate it), Desember selalu menjadi bulan yang ditunggu – tunggu oleh saya setiap tahunnya karena selalu ada rencana yang menyenangkan di bulan ini. Tetapi tahun ini berbeda. I have nothing to look forward to. Enggak ada rencana traveling, enggak ada Christmas Market, enggak ada salju yang turun, enggak ada belanja saat boxing day, enggak ada acara yang ditunggu saat New Year’s Eve. Nyatanya, tanpa ada rencana dan berbagai hal tersebut enggak mengurangi sedikit pun kebahagiaan yang diberikan oleh Desember. Bahkan bisa dibilang kali ini terasa lebih hangat dari biasanya. Indeed, it was exactly like how I wanted to spend my December: do little things with the ones that matter for me, which seems highly unlikely to happen next year.
Dimulai dari minggu pertama Desember ketika mengunjungi Bandung yang awalnya hanya diniatkan untuk mengikuti sebuah workshop yang ternyata jauh dari ekspektasi saya, lalu malah berujung jadi acara "jalan – jalan" mengunjungi tempat yang dulu sering saya kunjungi saat kuliah hingga tempat - tempat baru paling hits di kota ini; merealisasikan rencana sesi foto yang sudah tertunda beratus kali, yang walaupun cuma sebentar tapi sangat memuaskan; menginap dengan intensitas yang lebih sering dari biasanya bersama kedua sahabat saya, bahkan mereka sampai membantu saya packing buat pindahan which made me feel a bit more melancholic; merayakan ulang tahun Ayah dengan makan siang bersama anggota keluarga yang hampir komplit; mengadakan piknik ke tempat yang jauh dari keramaian di saat orang lain harus merelakan waktu berjam – jam di jalan hanya untuk menikmati hari libur mereka; menghabiskan hari - hari terakhir di tahun ini sambil menikmati pancaran sinar matahari yang belum tentu saya dapatkan di bulan depan; berleha – leha di sebuah tempat yang saya anggap sebagai rumah selama dua tahun belakangan ini; Skype dengan Ali, my lil bro who's doing internship in Japan; jalan - jalan ke kebun binatang setelah entah berapa tahun yang lalu terakhir kali saya kesana, dan kali ini terasa lebih menyenangkan karena mengunjunginya bersama keponakan - keponakan saya; melalui malam terakhir tahun ini dengan movies marathon with my best housemate-slash-sister and a bag of marshmallow popcorn, cheeseburger and chips.
Thanks for being good, December 2015. You will be missed :')
Bandung memang nggak pernah gagal untuk membawa romantisme masa lalu ya.
ReplyDelete