Sejak kecil saya selalu suka dengan perjalanan darat, terutama menggunakan mobil. Semakin jauh dan lama perjalanannya, saya semakin senang. Dulu, saya paling semangat kalau orangtua saya mengajak untuk pergi keluar kota dengan mobil. Mulai dari perjalanan Jakarta - Bali yang memakan waktu hingga dua malam; perjalanan ke Bandung yang saat itu masih ditempuh antara lima hingga tujuh jam perjalanan; maupun ke Puncak yang hanya dua jam. Biasanya sebelum berangkat, saya buru - buru masuk mobil duluan sebelum saudara - saudara saya lainnya menempati spot kesukaan saya. Kursi paling belakang mobil, entah itu pojok kanan atau pojok kiri. Selain itu, sebelum pergi saya juga selalu memastikan tiga hal: walkman/discman yang disertai dengan baterai pengganti, beberapa kaset atau CD kesukaan saya, serta sebuah diary dengan peralatan tulis.
Satu hal yang paling membuat saya senang dari perjalanan darat ini adalah beragam pemandangan yang dimilikinya, yang enggak akan saya temukan saat melihat dari dalam kaca pesawat, kereta, maupun di kapal laut. Apalagi kalau rute yang diambil bukanlah rute melewati jalan tol, karena dengan begitu semakin banyak pula pemandangan menarik yang bisa dilihat di jalan. Mulai dari pemandangan kota kecil seperti orang - orang bercengkrama di pinggir jalan, warung - warung yang menjajakan berbagai jenis dagangannya; hingga suasana pedesaan seperti hamparan sawah hijau yang luas, petani yang sedang membajak kerbau, dan lainnya. Melihat berbagai pemandangan tersebut dari dalam mobil, selalu berhasil membuat saya berpikir tentang banyak hal dan seringkali juga menginspirasi saya untuk menulis. Mungkin kecintaan dan kerinduan saya dengan perjalanan darat ini jugalah yang akhirnya membuat saya bisa berani mengambil sebuah keputusan yang berbeda dari yang biasanya saya lakukan. Meskipun beberapa kali road trip di Indonesia, tapi belum ada satu pun yang meninggalkan kesan yang mendalam bagi saya. Terakhir kali perjalanan yang paling jauh dan cukup berkesan adalah saat dua setengah tahun yang lalu, ketika melakukan perjalanan dari Bournemouth ke Skotlandia bersama Ayah dan Bang Ardha selama seminggu. Makanya enggak heran kan kalau kali ini saya bahagia banget akhirnya bisa melakukan road trip lagi :')
Waktu itu saya baru memasuki minggu pertama di Rotterdam dan baru sekali bertemu dengan mbak Vicky, salah seorang mahasiswa tahun kedua program doktoral di jurusan saya. Itu pun kamu hanya bertemu sekitar setengah jam dan membahas hal - hal yang sangat umum tentang perkuliahan. Sebenarnya sebelum kesini pun saya udah sempat mengobrol juga dengan mbak Vicky via Facebook untuk menanyakan persiapan keberangkatan dan kuliah. Tapi obrolan kami hanya sebatas itu aja. Makanya saya kaget ketika mbak Vicky mengajak saya untuk road trip bersama keluarganya ke Italia (serta mampir ke Jerman dan Perancis) selama dua minggu. Namun saat itu saya sangat tertarik dengan itinerary yang diajukan oleh mbak Vicky, apalagi ada beberapa tempat yang memang udah lama saya ingin kunjungi dan kecil kemungkinan untuk bisa dilakukan tanpa membawa mobil. Akhirnya setelah mengecek jadwal kuliah, serta rencana perjalanan dan estimasi budgetnya, saya langsung memutuskan untuk ikut.
Semakin mendekati waktu untuk roadtrip, saya semakin yakin bahwa keputusan saya untuk melakukan perjalanan bersama mereka, adalah keputusan yang tepat. Ternyata mbak Vicky dan mas Andie (suami mbak Vicky yang juga sedang mengambil program doktor di jurusan yang sama dengan saya) serta kedua anak perempuan mereka, memang terkenal keluarga yang sangat baik di kalangan mahasiswa Indonesia lainnya di Rotterdam. Enggak butuh waktu lama bagi saya untuk melihat kebaikan mereka tersebut. Bisa dibilang, keluarga ini termasuk segelintir orang pertama yang bisa mengobati rasa homesick saya saat awal pindah ke Rotterdam. Mulai dari mengajak saya jalan - jalan bersama mereka di akhir pekan, menemani dan mengantar saya membeli cukup banyak keperluan saat awal pindahan kesini, memastikan bahwa saya enggak mengalami kesulitan selama disini, dan masih banyak kebaikan - kebaikan lainnya, yang dengan tulus dan tanpa ada tujuan apapun dibaliknya. Makasih banyak mbak Vicky dan mas Andie, udah jadi pengingat untuk terus berbuat baik secara tulus ke siapapun :')
Satu hal yang paling membuat saya senang dari perjalanan darat ini adalah beragam pemandangan yang dimilikinya, yang enggak akan saya temukan saat melihat dari dalam kaca pesawat, kereta, maupun di kapal laut. Apalagi kalau rute yang diambil bukanlah rute melewati jalan tol, karena dengan begitu semakin banyak pula pemandangan menarik yang bisa dilihat di jalan. Mulai dari pemandangan kota kecil seperti orang - orang bercengkrama di pinggir jalan, warung - warung yang menjajakan berbagai jenis dagangannya; hingga suasana pedesaan seperti hamparan sawah hijau yang luas, petani yang sedang membajak kerbau, dan lainnya. Melihat berbagai pemandangan tersebut dari dalam mobil, selalu berhasil membuat saya berpikir tentang banyak hal dan seringkali juga menginspirasi saya untuk menulis. Mungkin kecintaan dan kerinduan saya dengan perjalanan darat ini jugalah yang akhirnya membuat saya bisa berani mengambil sebuah keputusan yang berbeda dari yang biasanya saya lakukan. Meskipun beberapa kali road trip di Indonesia, tapi belum ada satu pun yang meninggalkan kesan yang mendalam bagi saya. Terakhir kali perjalanan yang paling jauh dan cukup berkesan adalah saat dua setengah tahun yang lalu, ketika melakukan perjalanan dari Bournemouth ke Skotlandia bersama Ayah dan Bang Ardha selama seminggu. Makanya enggak heran kan kalau kali ini saya bahagia banget akhirnya bisa melakukan road trip lagi :')
Waktu itu saya baru memasuki minggu pertama di Rotterdam dan baru sekali bertemu dengan mbak Vicky, salah seorang mahasiswa tahun kedua program doktoral di jurusan saya. Itu pun kamu hanya bertemu sekitar setengah jam dan membahas hal - hal yang sangat umum tentang perkuliahan. Sebenarnya sebelum kesini pun saya udah sempat mengobrol juga dengan mbak Vicky via Facebook untuk menanyakan persiapan keberangkatan dan kuliah. Tapi obrolan kami hanya sebatas itu aja. Makanya saya kaget ketika mbak Vicky mengajak saya untuk road trip bersama keluarganya ke Italia (serta mampir ke Jerman dan Perancis) selama dua minggu. Namun saat itu saya sangat tertarik dengan itinerary yang diajukan oleh mbak Vicky, apalagi ada beberapa tempat yang memang udah lama saya ingin kunjungi dan kecil kemungkinan untuk bisa dilakukan tanpa membawa mobil. Akhirnya setelah mengecek jadwal kuliah, serta rencana perjalanan dan estimasi budgetnya, saya langsung memutuskan untuk ikut.
Semakin mendekati waktu untuk roadtrip, saya semakin yakin bahwa keputusan saya untuk melakukan perjalanan bersama mereka, adalah keputusan yang tepat. Ternyata mbak Vicky dan mas Andie (suami mbak Vicky yang juga sedang mengambil program doktor di jurusan yang sama dengan saya) serta kedua anak perempuan mereka, memang terkenal keluarga yang sangat baik di kalangan mahasiswa Indonesia lainnya di Rotterdam. Enggak butuh waktu lama bagi saya untuk melihat kebaikan mereka tersebut. Bisa dibilang, keluarga ini termasuk segelintir orang pertama yang bisa mengobati rasa homesick saya saat awal pindah ke Rotterdam. Mulai dari mengajak saya jalan - jalan bersama mereka di akhir pekan, menemani dan mengantar saya membeli cukup banyak keperluan saat awal pindahan kesini, memastikan bahwa saya enggak mengalami kesulitan selama disini, dan masih banyak kebaikan - kebaikan lainnya, yang dengan tulus dan tanpa ada tujuan apapun dibaliknya. Makasih banyak mbak Vicky dan mas Andie, udah jadi pengingat untuk terus berbuat baik secara tulus ke siapapun :')
Dan hal lainnya yang membuat perjalanan ini terasa lebih berwarna adalah kedua anak perempuan mereka, Chacha dan Chika. Selain memang pada dasarnya saya suka banget sama anak - anak, selama ini saya jarang banget punya kesempatan buat main sama anak perempuan. Sebagai seorang tante dari empat keponakan laki - laki dan satu perempuan, saya lebih sering main dengan anak laki - laki karena satu keponakan perempuan saya, Reya, masih terlalu kecil untuk bisa diajak main. Makanya saya enggak menyangka ternyata punya keponakan perempuan yang udah bisa diajak main dan ngobrol itu seru banget! Bukan hanya kehadiran mereka membuat perjalanan di mobil jadi semakin seru dan ramai, tetapi bermain bersama mereka juga bisa sedikit mengurangi rasa kangen saya untuk bermain dengan keponakan - keponakan saya.
Awalnya saat tiga bulan lalu diajak untuk ikut road trip ini, saya sempat ragu karena sebenarnya traveling dengan orang yang baru saya kenal itu bukan suatu hal yang biasa (dan mau) saya lakukan. Tetapi sekarang saya sangat bersyukur karena diri saya yang berani mengambil suatu keputusan yang sangat berbeda dari sebelumnya. Dan lebih dari itu, perjalanan kali ini begitu spesial, bahkan bisa dibilang sebagai road trip terbaik yang pernah saya lakukan selama dua puluh lima tahun ini. Mungkin terdengar berlebihan, tapi itulah yang saya rasakan sejujurnya. Semoga enggak membutuhkan waktu lama bagi saya untuk bertemu kembali dengan road trip yang menyenangkan seperti ini :')
Seru ya road trip, aku pun seneng banget jalan-jalan lewat jalur darat, apalagi kalo aku yang bawa mobil :p sembari denger lagu favorit udah kayak tenggelam sama lamunan sendiri liat pemandangan kece
ReplyDeletewaaah kayanya asik juga yaa nyetir pas road trip gtuu.. tp ada untungnyaa aku ga bisa bawa mobil sihh, kalo bisa yang ada udah nekat road trip kemana-mana even sendirian hahaha
Deletetantee Ozuuuu! :D
ReplyDelete