Bisa dibilang Berlin adalah satu - satunya kota yang paling saya underestimate, baik dari sebelum datang hingga setelah mengunjunginya. Kalau bukan karena adik saya yang memasukkan kota ini ke dalam itinerary kami, mungkin sampai sekarang saya belum ada niat sama sekali untuk ke Berlin. Selain pada dasarnya saya memang enggak begitu tertarik dengan kota - kota di Jerman, begitu mendengar dari seorang teman yang sempat tinggal lama di Berlin kalau tata kota-nya sangat berbeda dengan Rotterdam yang sangat teratur dan bersih, saya jadi semakin enggak berselera untuk datang. Meskipun di sisi lain, saya cukup penasaran dengan kota yang sering disebut sebagai salah satu creative city di Eropa dan kiblat para hipster ini, yang tentunya memiliki segudang creative spaces dan creative community yang jauh lebih pesat dibandingkan Rotterdam dan kota - kota di Eropa lainnya. Dan harus saya akui kalau enggak berlebihan jika Berlin dibilang sebagai kota para hipster dan anak muda. Seakan - akan hampir setiap sudut Berlin pasti terlihat artistik dan 'hidup', sekalipun dilihat dari hasil bidikan kamera. Seakan – akan dibalik
sejarahnya yang kelam, kota ini telah berhasil bangkit dan kembali berwarna,
hingga kembali berjiwa muda. Mungkin karena begitu banyak ruang publik yang
diisi oleh instalasi – instalasi seni seperti mural, seniman jalanan, hingga
dekorasi yang meriah. Mungkin karena jumlah wisatawan yang begitu banyak atau
mungkin juga karena orang – orang disini memang lebih berani untuk
bereksperimen, bisa dilihat dari street
style para Berliners yang terlihat lebih stylish dibandingkan Dutch yang terkenal cuek dengan penampilan
mereka.
Kak bikinin kota lama Semarang kayak gini dong di Blog kakak. Pasti bagus kalau kak Ozzu yang bikin
ReplyDeleteHalo Arfika! Memang rencananya pengen upload foto - foto di kota lama Semarang, karena sekarang lebih cantik dari terakhir kali aku dua tahun yang lalu kesana. Ditunggu yaa :)
Delete