Perjalanan ke Inggris Utara

Sebelumnya saya mau minta maaf kalau postingan saya di blog ini, terutama bagian traveling, sudah sangat tidak update. Ternyata enggak mudah loh membangkitkan mood ketika sudah kelamaan menunda untuk menceritakan pengalaman traveling yang dilakukan dalam jangka waktu yang cukup lama. Apalagi kalau belum sempat menulis pengalaman sebelumnya, udah terlanjur melakukan perjalanan lainnya. Bukan hanya sekedar bercerita, tetapi untuk memilah dan mengedit foto - foto yang jumlahnya cukup banyak pun juga pekerjaan yang cukup melelahkan hehe. Seperti perjalanan solo saya ke sekitar Inggris Utara pada pertengahan September kemarin ini baru saya posting sekarang. Sejujurnya saya udah kehilangan mood, tetapi rasanya terlalu sayang untuk dilupakan tanpa disharing, apalagi selama enam hari saya traveling ini cukup banyak cerita dan pengalaman seru, mulai dari terancam hampir enggak bisa pulang ke penginapan karena hampir ketinggalan bus, susah tidur ketika menginap di dua hotel tua di kota yang berbeda, bertemu dan mendengar banyak cerita dari sesama solo traveler, sampai menjadi satu - satunya perempuan di mixed dormitory room! Enjoy! :)


Walaupun sebelumnya saya udah beberapa kali traveling sendirian ke beberapa kota di Inggris, tetap aja saya masih merasa deg - degan ketika mau berangkat. Mungkin karena sebelumnya saya hanya pergi dua sampai tiga hari, sedangkan untuk kali ini saya pergi hampir seminggu. Dan kemungkinan yang lain adalah karena saya enggak berhasil mendapatkan akomodasi murah di Airbnb. Semenjak saya menyadari bahwa saya enggak suka tidur sendirian di kamar hotel, saya selalu berusaha untuk cari penginapan di Airbnb atau pilihan lainnya adalah backpacker hostel. Nah, di Derby, saya enggak berhasil dapat keduanya. Jadinya mau enggak mau saya harus tidur sendirian di hotel, yang walaupun sebenarnya baik - baik aja, tetapi tetap aja tidur saya enggak nyenyak di malam pertama karena sempat parno dengan suasana hotel tua yang sepi (karena waktu itu bukan weekend dan Derby adalah kota kecil), ditambah lampu di koridor juga remang - remang (secara shared bathroom, jadi mau enggak mau kan pasti ada saatnya harus keluar kamar juga).

Surprisingly, sejarah kota ini juga dipengaruhi oleh Jerman karena mereka sempat melakukan twinning partnership di sekitar tahun 1976

Tart ala Bakewell yang berbeda dari bentuk tart pada umumnya

Chartsworth yang menjadi bagian dari Peak District ini salah satu tempat yang wajib dikunjungi


York: suka banget sama kota ini!

Lucia, solo traveler yang saya temui saat menginap di YHA York 

Diantara kota - kota yang saya kunjungi selama disana, saya paling suka York dan Whitby. Sayangnya, untuk York saya hanya mengalokasikan satu hari berjalan - jalan disana. Pada akhirnya saya cukup menyesal karena sebenarnya enggak cukup mengelilingi kota ini hanya dalam satu hari! Walaupun bukan kota yang terlalu besar, tetapi banyak tempat - tempat di York yang worth to visit. Apalagi buat pencinta kota dan arsitektur tua (dan vintage! disana saya menemukan banyak toko vintage!), setidaknya kasih waktu dua hari buat mengeksplor kota ini. Disini juga saya merasa lebih senang karena saya enggak perlu merasa kesepian ketika sudah sampai di akomodasi dan enggak lagi susah tidur karena sendirian (secara saya tipe orang yang susah tidur kalau di tempat asing, apalagi sendirian). Karena disini saya bertemu dan banyak mengobrol dengan Lucia, solo traveler asal Brazil yang sekamar dengan saya di hostel. Selain itu, kamar yang saya tempati juga dipenuhi dengan lima traveler lainnya, jadinya ramai deh (yeiy!). 

North Yorkshire Moors Railway di Pickering ini salah satu tempat syuting Harry Potter, loh!


Tempat duduk di business class



Destinasi selanjutnya adalah Whitby, kota kecil cantik yang terletak pinggir laut, yang saya temui di coolplaces.co.uk. Awalnya saya hanya berencana ke York dan Yorkshire yang katanya terkenal dengan keindahan alam dan kota - kota kecilnya, serta saya juga penasaran dengan North Yorkshire Moors Railway yang menjadi salah satu lokasi syuting Harry Potter. Akhirnya setelah browsing internet, saya memutuskan untuk pergi ke York dari Pickering, lalu dari sana naik Steam Train ke Whitby.  

Oh iya, ternyata "ketenangan" akan akomodasi yang saya dapatkan di York, enggak saya dapatkan di Whitby. Well, saya memang tinggal di hostel, tetapi sayangnya kamar yang saya tempati hanya diisi oleh dua orang, termasuk saya. Berbeda dari Lucia, solo traveler yang saya temui kali ini tampaknya enggak tertarik buat mengobrol dengan saya. Dan secara saya juga enggak pintar berbasa-basi, jadilah akhirnya kami bertahan dengan kesunyian di dalam kamar kami (huhu). Selain itu, lagi - lagi saya juga mengalami gangguan tidur karena selain sepi, hostel yang saya tempati juga ternyata bekas bangunan tua yang udah dibangun sejak lama *jengjengjengjeng*. 

Karena penasaran dengan 199 Steps ini yang membuat saya akhirnya 
memasukkan Whitby di itinerary 



YHA Whitby, hostel tempat saya menginap, ternyata udah dibangun sejak awal abad 19! 


Whitby terkenal dengan fish and chips-nya yang lebih enak dari kota - kota lainnya di Inggris

Tempat terakhir yang saya tuju adalah Liverpool. Alasan utama saya ke kota ini apalagi kalau bukan karena ingin melihat kota kelahiran The Beatles. Terima kasih buat Ayah saya yang telah mengenalkan  lagu - lagu band ini kepada saya dan kakak-adik saya sejak kami kecil. Walaupun bukan menjadi fan berat seperti Ayah saya, tetapi saya tetap aja ngefans sama grup band ini. Apalagi ketika saya berkunjung ke The Beatles Story, membuat saya jadi pengen kembali ke waktu ketika mereka masih berjaya, terus jadi salah satu fan girl yang teriak - teriak ketika melihat mereka manggung *supernorak* hahaha.

Anyway, ini pertama kalinya saya menginap di mixed dormitory room loh. Deg - degan siih kalau ternyata saya sekamar sama cowok semua dan cuma satu - satunya cewek *yang ternyata beneran kejadian! hehe*. Tetapi untungnya enggak menjadi masalah kok, secara mereka baru pada pulang larut malam, yang mana saya udah tidur duluan. Yaa meskipun pas besok paginya, saya sempat melihat wajah mereka kaget sih ketika mereka ngeh bahwa mereka sekamar dengan perempuan berjilbab! hahaha.

Salah satu tempat favorit saya di Liverpool, di Kings Dock St

Oh yessss, we do!



Paul super keceeee!

4 Comments

  1. Yoiii gokill Zu solo traveler banget.. anyway klo jalan-jalan sendirian bisa banyak merenung gitu yak?! Hehe

    ReplyDelete
  2. hahahha buat gw sih pas traveling sendiri itu lebih banyak waktu buat mikir dan merenung gituu. ntar cobain aja pas tahun depan Riis hehe :p

    ReplyDelete
  3. mbak, mw nanya. pas tinggal di hostel gitu kan kamar mandinya share yaa. Tp masih ok kan ya? dalam artian aman. Dan barang2 kita tinggalkan pada saat mandi, apakah aman ? trus kira2 kalau koper ukuran kecil itu cocok ga ya u dibawa tinggal di hostel? berhub saya ga terlalu suka menggunakan backpack. Tq infonya ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. halloo. iyaa kalo di hostel kebanyakan kamar mandinya share. hmm sejauh ini sih aku udah pernah ke beberapa hostel dan menurutku sejelek-jelek toiletnya tetep tolerable kook hehe.

      alhamdulillah kalo aku sih selama ini juga enggak pernah hilang barang2nya bahkan pernah ditinggal pergi seharian. dan selama aku nginep, kalo mandi ninggalin barang2 kaya hp dan dompet juga aman2 aja kok :)

      bisaa bangett. aku emang selama ini kalo ke hostel suka nya bawa backpack, tapi kayanya enggak apa2 kok bawa koper yang ukuran paling kecil masih nyaman juga dibawa dan ditaro di hostel.. malah lebih enak kan bisa dikunci kopernya kalo kamu ngerasa ga aman pas ninggalin pergi.

      semoga membantu yaa informasinya :)

      Delete

Post a Comment