Life Jokes

Belakangan ini aku sering dibuat tertawa dengan lelucon - lelucon yang dilontarkan oleh hidup. Iya, terkadang untuk seseorang pemikir dan perenung hidup sepertiku, menganalisa setiap fase yang aku alami dalam hidup terkadang membuatku tertawa sendiri. Terkadang ia bisa membuatku tertawa miris, kadang ia membuatku tertawa terbahak - bahak hingga nafasku tersengal dan perutku terasa sakit. Ini memang bukan pertama kalinya ia bercanda denganku, tetapi rasanya sudah cukup lama aku tidak dibuat tertawa seperti ini. Salah satu hal yang membuat aku tertawa adalah ketika aku menyadari bahwa aku bisa melepas sebuah rencana dalam hidupku yang sudah kubuat dan terus aku pertahankan dari beberapa tahun yang lalu. Melepasnya dengan membawa perasaan lega. Mereka bilang itu yang namanya sebuah kepasrahan. Memasrahkan jalan hidup kita kepada yang diatas. Karena memang ada beberapa hal dalam hidup ini yang tidak bisa dipaksakan oleh manusia dan hanya berjalan sesuai kehendak-Nya. Mungkin selama ini aku terlalu takut untuk kalah dengan kehidupan, terlalu khawatir dengan apa yang akan diberikan hidup untukku di masa depan. Namun pada akhirnya aku bisa mengerti bahwa terkadang kita harus merasakan kekalahan untuk menjadi pemenang di babak berikutnya. Terkadang kita harus memasrahkan diri sehingga takdir bisa mencari jalannya sendiri untuk mengarahkan kita ke arah yang lebih baik. 


Aku kembali tertawa ketika aku disadarkan bahwa seringkali realitas yang kualami ketika beranjak dewasa tidak sesuai dengan apa yang orang - orang dewasa itu ajarkan dulu kepadaku ketika aku kecil. Bahwa manusia membuat peraturan untuk dilanggar oleh sistem mereka sendiri; bahwa idealisme hanyalah sebuah pemikiran yang sulit untuk direalisasikan; bahwa manusia itu bukan dibedakan dari baik dan jahatnya mereka, tetapi manusia yang mampu menutupi segala kemunafikannya dengan kebaikan yang ia miliki, dan manusia yang menutupi segala kelebihannya dengan menonjolkan sisi buruknya. Bahwa kata - kata "seharusnya" itu tidak ada, karena sebuah hal yang bisa berlaku untuk seseorang belum tentu bisa berlaku untuk orang lain, dan karena itulah akhirnya aku tersadar bahwa membandingkan hidup yang kita miliki dengan orang lain adalah perbuatan yang sia - sia. Bahwa kita tidak pernah bisa memilih apa yang benar - benar kita inginkan, karena hidup itu selalu berubah dari waktu ke waktu dan ada saatnya dimana kita berakhir di jalan yang tidak kita rencanakan, dan tidak menjadi atau tidak melakukan hal yang kita inginkan itu bukanlah hal yang salah.  Bahwa logika manusia terbatas oleh perasaan, dan bahwa perasaan manusia itu terbatas oleh keadaan dan waktu. 


Dan pada akhirnya aku menyadari bahwa hidup bukanlah lagi sebuah pertanyaan yang perlu dijawab, atau sebuah masalah yang harus dicari solusinya. Tetapi hidup hanyalah sebuah jalan panjang yang memiliki ujung sehingga yang kita lakukan hanyalah mencari cara supaya bisa menikmati dan bertahan hingga mencapainya. 

6 Comments

  1. sukaaa...banget ama kata-katanya kak... sangat sering merasakan dan berfikiran seperti itu, namun tidak bisa menuangkan dalam kalimat. Jadi tulisan ini, mewakili pemikiranq banget.... hahahah..
    Keep writing n semangattt...menjalani cerita kehidupan.. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihihi terima kasih yaaa ratih. Kamu juga semangat selalu yaa :)

      Delete
  2. love love love your blog!

    would you mind to follow each other? :)

    www.basic-classic.blogspot.com
    https://www.facebook.com/basicclassic
    www.instagram.com/Andianti_

    ReplyDelete
  3. menarik mbak nazura, setuju dengan pernyataan bahwa membandingkan hidup yang kita miliki dengan orang lain adalah perbuatan yang sia - sia :)

    ReplyDelete

Post a Comment