Long Time No See (Part Two)

Kalau bisa diibaratkan sebagai seseorang, mungkin Bandung adalah seorang sahabat lama bagi saya. Sahabat lama yang sejak pertama kali bertemu, bahkan ketika belum mengenalnya, saya sudah tau bahwa saya akan merasa nyaman dengannya. Pertemuan pertama kami adalah sekitar tiga belas tahun yang lalu, ketika saya masih duduk di bangku sekolah menengah pertama. Saat itu saya dan keluarga saya sering bolak - balik ke kota ini untuk mengantar dan menjenguk kakak perempuan saya yang sedang kuliah disana. Seingat saya, hampir setiap kali orangtua saya mengajak ke Bandung pasti saya sambut dengan semangat. Bukan hanya senang bertemu dengan kakak saya, tetapi juga karena saya bertemu lagi dengan kota ini. Entah apa yang membuat saya merasa nyaman dengannya, mungkin udara dingin dan sejuknya yang tidak saya dapatkan di kota kelahiran saya, mungkin hujan yang selalu membuat kota ini semakin terlihat cantik, mungkin hijaunya pepohonan dan dedaunan di kota ini yang memberikan ketenangan, mungkin juga suasana kafe - kafe mungilnya yang santai, atau memang pada dasarnya kota ini memiliki aura yang membuatnya pandai memberikan rasa nyaman kepada saya. Pertemuan singkat namun cukup intens itu jugalah yang menginspirasi saya untuk menuangkan khayalan saya ke dalam sebuah cerita pada beberapa tahun yang lalu, dan tentunya memotivasi saya untuk melanjutkan kuliah dan menghabiskan masa muda saya disana.








Semenjak saya pindah kembali ke ibukota, intensitas pertemuan saya dengan Bandung semakin lama semakin berkurang. Apalagi semenjak saya pergi dari tanah air satu setengah tahun yang lalu, saat mengunjunginya kembali membuat saya sadar bahwa banyak perubahan yang terjadi di kota ini. Terasa asing. Layaknya seorang sahabat lama yang sudah lama tidak bertemu dan sibuk dengan kehidupannya masing - masing, lalu berubah kembali menjadi orang lain. Merasa seperti kebanyakan orang Jakarta yang membuat sesak kota ini pada akhir pekan, mengunjungi tempat - tempat wisata terbaru yang dipenuhi oleh turis, membutuhkan GPS untuk menuntun ke tempat yang dituju, melupakan tanpa sengaja antara Setiabudi dan Sukajadi. Seolah - olah hanya kenangan masa muda yang tertinggal dan membuat kota ini sama seperti Bandung pada beberapa tahun yang lalu, atau saya pada beberapa tahun yang lalu. Dan ya, layaknya seorang sahabat lama yang walaupun jauh, namun ketika bertemu suatu waktu akan tetap selalu membuat nyaman.








8 Comments

  1. Keren bangeeettt foto2nya!! Jadi kangen Bandung, tapi ga kuat bayanginnya kalo mau kesana pas weekend.. Pasti jalannya macet gegara orang Jakarta, hehehe...
    BTW penasaran banget lokasi di foto2mu... Yang ada pagar putih + ilalang + bunga + kotak surat dan yang rumah tepi sungai... itu dimana ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaa emang paling males kesana pas weekend, tapi apa boleh buat engga ada waktu lain kaan huhu.

      Itu yang ada pagar putih + kotak suratnya di My Secret Garden Restaurant di Ciumbuleuit, kalau yang rumah tepi sungai itu di Dusun Bambu di Lembang :D

      Delete
  2. bagus banget fotonya rasanya sejuk deh kalo dilihat :)

    sesuksore.blogspot.com

    ReplyDelete
  3. Aku kagum deh sama foto kamu :) rasanya seger, adem, cantik banget. Salam kenal ya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. hallo mba erny, salam kenal juga yaaa. btw makasih ya mbaa, so happy to hear it! :D

      Delete
  4. ozuuu itu foto2 nya beneran pake pocket camera? baguuusss

    ReplyDelete
    Replies
    1. hallo merry. ini bukan pake kamera poket.. tapi pake DSLR Sony Alpha 550 :)

      Delete

Post a Comment