#ROH 32 : Personality Tests

Salah satu hal yang paling saya suka kalo lagi ada waktu luang adalah mengisi tes kepribadian atau kuis yang memberikan informasi tentang siapa diri saya sebenarnya. Kalo lagi baca majalah atau liat link yang berhubungan dengan hal tersebut, saya pasti langsung mengisinya. Selalu ada kebahagiaan tersendiri saat melihat hasilnya sama dengan apa yang saya rasakan pada diri saya, lalu sambil bergumam "ih, ini gw banget!". Semacam merasa akhirnya ada orang yang beneran mengerti saya melebihi diri saya sendiri gitu. Haha! Dengan melakukan tes kepribadian ini juga sering menyadarkan saya tentang sisi diri saya yang selama ini belum saya yakini, namun akhirnya saya temui dan pahami setelah membaca hasil tes psikologi tersebut. Tes ini juga semakin seru karena ada beberapa website yang menyajikan pertanyaan dan hasilnya dengan tampilan yang sangat menarik.

 • The Briggs Meyers' 16 Types 

Diantara berbagai tes kepribadian, saya paling suka tes ini, yang membagi kepribadian berdasarkan 4 indikator: Mind (bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain), Energy (bagaimana kita melihat dunia dan memproses informasi yang didapat), Nature (bagaimana kita membuat keputusan dan menghadapi masalah), Tactics (pendekatan yang digunakan saat bekerja dan merencanakan sesuatu)  & Identity (bagaimana kita melihat diri kita sendiri untuk mencapai tujuan).

Saat pertama, kedua maupun ketiga kali saya melakukan tes ini di waktu yang berbeda; dan tetap mendapatkan hasil INFJ (Introvert, Intuitive, Feeling, Judging, and Turbulance), selama itu pula saya enggak pernah berhenti merasa salut dengan para peneliti yang bisa sangat precise dan detail memberikan informasinya. Rasanya setiap membaca lagi, selalu ada hal baru tentang diri saya yang belum saya ketahui (mungkin saya-nya aja yang lupa atau mungkin juga karena belum terlalu 'ngeh' saat melakukan tes sebelumnya). Mulai dari pribadi saya, hubungan dengan pasangan, keluarga, teman, anak, hingga perilaku di tempat kerja. Bahkan sampai membahas bahwa tipe INFJ ini sangat mempercayai karma; memiliki bakat menulis (dan kadang juga saat public speaking) terutama dalam menyampaikan "deep thought" yang udah lama terpendam di pikiran mereka; memilih untuk berteman dengan orang - orang yang memiliki passion dan hobi yang sama serta bisa memberikan pembicaraan "mendalam", dibandingkan berteman hanya untuk social circles atau small talk; hingga menjelaskan bahwa INFJ cenderung ingin anaknya nanti menjadi mandiri dan berani mengambil keputusan sendiri; serta masih banyak hal detail lainnya yang sama banget dengan yang saya pikirkan. Woah.


Selain itu, tes ini juga membantu saya untuk menjawab beberapa pertanyaan tentang diri saya yang selama ini belum bisa saya pahami. Mulai dari menjelaskan sifat INFJ yang pada dasarnya menginginkan "constant improvement", sehingga menjawab kenapa selama ini saya sering mem-push diri saya (bahkan terkadang berlebihan dan membuat saya jadi stres sendiri). Atau sifat INFJ yang sangat enggak bisa menghadapi konflik, yang akhirnya menjawab kenapa saya selalu menghindari konflik baik dengan orang lain maupun dengan diri saya sendiri. Atau kenapa saya enggak bisa menikmati pekerjaan yang bersifat administrasi atau hal yang bersifat rutin; atau kenapa saya sangat menyukai keseimbangan dalam menjalani hidup saya; serta berbagai jawaban lainnya.  

Joke buat orang dengan tipe INFJ ini somehow bener banget sih :))

Namun para psikolog juga mempertegas bahwa hasil tes ini hanya berdasarkan indikator dan ada ketidakakuratan sebesar 10%. Selain itu setiap orang dengan tipe yang sama pun belum tentu memiliki semua karakteristik yang sepenuhnya sama. Tapi bagi saya, dengan mengetahui berbagai hasil positif dan negatif dari tes ini justru suatu hal yang bagus. Karena dengan begitu bisa membuat saya jadi mempercayai hal positif dalam diri saya supaya bisa menjadi seperti itu dan mengantisipasi hal negatifnya agar enggak sering terjadi. Seperti ketika saya merasa optimis dengan diri saya sendiri saat membaca "No other personality type is better suited to create a movement to right a wrong, no matter how big or small. With the famous INFJs such as, Martin Lurther King, Nelson Mandela, Goethe, Mother Teresa, and Gandhi". Kapan lagi kan bisa dibilang 'mirip' dengan para tokoh hebat tersebut :')

 • The Big Five Factor Model  

Untuk tes kepribadian yang satu ini para peneliti juga menggunakan 5 jenis indikator, yang dikenal dengan OCEAN, Openness (tingkat keterbukaan kita dalam mencoba hal - hal baru dan pengalaman yang berbeda); Conscientious (tingkat kemampuan kita dalam mengontrol diri dan mengerjakan sesuatu berdasarkan dorongan "impulse" dari dalam diri kita); Extraversion (tingkat energi yang kita miliki saat terlibat dengan "outside world"); Agreeableness (tingkat kepedulian kita terhadap orang lain, masyarakat dan kelompok - kelompok sosial); Neuroticism (kecenderungan kita dalam merespon hal - hal yang terjadi di hidup kita).

Gemes banget sama tampilan hasil tes-nya :3

Pada dasarnya, kedua tes ini menjelaskan hal yang cukup mirip. Tapi ada beberapa hal yang dijelaskan di tes kepribadian ini, yang mana enggak dijelaskan secara detail di the 16 personality tests. Salah satunya adalah fakta bahwa saya sebenarnya orang yang sangat introvert, tapi sering dikira extrovert oleh banyak orang, terutama mereka yang belum terlalu dekat dengan saya. Hal ini juga sempat di-mention dalam karakteristik INFJ, tapi enggak dibahas kenapa bisa seperti itu. Nah baru deh setelah saya membaca hasil tes ini, saya jadi paham bahwa ternyata yang membuat orang lain melihat saya sebagai seorang extrovert adalah karena sisi "Agreeableness" saya yang tinggi. Yang mana hal ini sangat membantu saya, yang sebenarnya sangat introvert, untuk lebih mudah menjalin pertemanan dengan orang lain.

Satu hal yang membuat saya sadar bahwa saya sangat introvert adalah kemampuan diri saya dalam melihat arti sebuah "kesendirian". In other words, I happily embrace solitude. Seringkali saya justru jadi lebih banyak menghasilkan ide - ide baru dan kreatif, dibandingkan ketika saya bersama banyak orang. Kebetulan baru tadi siang saya baca sebuah artikel tentang bagaimana masyarakat Indonesia masih banyak yang takut akan "kesendirian" dan masih memandang hal tersebut secara negatif. Bahkan cenderung menjadikannya sebagai bahan ejekan. Artikelnya sangat bagus, dan saya rekomendasikan buat dibaca, terutama bagi orang dengan tipe Extrovert (yang mungkin kurang memahami hal ini) dan bagi kamu yang masih melihat "being alone" sebagai hal yang negatif. Berikut linknya: Indonesian Needs To Embrace Solitude.

"Language...has created the word 'loneliness' to express the pain of being alone. And it has created the word 'solitude' to express the glory of being alone." 

(Paul Tillich)

Dan percaya atau enggak, kalau saya kelamaan bersama orang - orang, saya bisa berada di suatu titik dimana saya langsung diam. Bukan cuma sekali atau dua kali ini kejadian, sampai teman - teman saya pun pernah kebingungan dan mengira saya marah. Padahal saya pun (yang saat itu belum terlalu memahami kepribadian saya sendiri), juga enggak mengerti kenapa saya tiba - tiba merasa powerless seperti sebuah peralatan elektronik yang kehabisan baterai. Bahkan untuk berbicara pun saya merasa enggak ada kekuatan. Kalau udah begitu, satu - satunya cara untuk me-recharge diri saya adalah dengan meluangkan waktu sendirian untuk beberapa saat. Tapi terlepas dari itu semua, saya tetaplah seorang makhluk sosial, yang mana pasti ada waktu-nya saya malah mencari orang buat mengobrol dan menemani saya. Intinya sih, keep the balance antara kapan mengabiskan waktu dengan diri sendiri dan bersama orang lain yaa.



Mungkin kalian juga udah familiar dengan beberapa tes ini, tapi bagi kalian yang belum, silahkan dicoba. Seruuu! Kalo ada referensi tes - tes kepribadian lainnya yang kalian suka, bisa dibagi informasinya juga disini I would really love to know! :D

4 Comments

  1. wah mba, saya juga INFJ (T). salam kenal.. hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. hai mba salam kenal juga yaa *tos sesama INFJ* :))

      Delete
  2. Saya belum baca habis artikel kakak yg ini, krn saya juga ikut tesnya. Ternyata saya juga INFJ (T). Hmmm gak nyangka kalo itu diblg kepribadian yg sangat langka. Tapi gak enaknya (kalo aku ya) ak sering ngerasa kalo aku beda dari kebanyakan orang :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. waah aku juga sempat merasa gitu kok maria, merasa minder karena beda dari banyak orang.. tapi semakin kesini, khususnya sekarang, aku jadi bersyukur karena terlahir dengan keunikan yang aku punya. nikmatin aja prosesnya, tapi aku yakin suatu saat kamu akan bersyukur dengan keunikan diri kamu sebagai INFJ :D

      Delete

Post a Comment