Engagement Story #2: Cincin & Seserahan

Kalau ditanya hal yang paling mudah diurus selama acara lamaran ini, maka jawabannya adalah berburu cincin serta seserahan! Terutama buat urusan cincin sih, mulai dari proses pencarian tempat membeli hingga pemilihan cincin, berlangsung sangat cepat. Mungkin karena kami berdua pada dasarnya enggak mau ribet dan ditambah saya juga sebenarnya bukan pemakai perhiasan, jadi begitu Ican bilang udah ketemu tempat yang direkomendasikan banyak orang, tanpa ba-bi-bu lagi kami langsung ke sana. Begitu sampai di Toko Emas Kenanga Cikini, ternyata memang ramai hingga kami perlu menunggu agak lama sampai giliran kami tiba. Secara gitu kan, ada beberapa pembeli sebelum kami yang butuh waktu lebih untuk memilih model cincin hingga menegosiasi harga. Sedangkan kami... rasanya enggak sampai setengah jam aja udah selesai. Ha! Dari awal ditanya Ican saya mau cincin seperti apa, sebenernya saya pun bingung karena bagi saya yang penting cincinnya simpel dan bisa aman serta nyaman untuk dipakai sehari - hari. Makanya enggak heran kan kalau cepat selesai :))


Sama halnya dengan pemilihan cincin, urusan seserahan pun Ican sangat membebaskan saya dalam memilih barang - barangnya selama itu akan sering saya pakai. Begitu udah ditetapkan kisaran budget untuk seserahan, langsung deh saya semangat banget merinci beberapa barang yang memang udah lama ada di dalam wish list saya! Kapan lagi kan bisa milih kado buat diri sendiri? Hihi. Oh iya, masalah seserahan ini memang personal dan sangat tergantung preferensi setiap orang sih, tapi bagi saya yang terpenting adalah kualitas dan fungsi barang ketimbang kuantitas. Jadi buat seserahan di luar makanan totalnya hanya lima box, sedangkan seserahan makanan totalnya enam box yang berisi makanan kesukaan saya. Selain itu saya juga enggak mengikuti "aturan" isi seserahan pada umumnya karena ada beberapa diantaranya yang enggak sesuai dengan keinginan dan kebutuhan saya. 

Sebenernya udah dari tahun lalu saya naksir banget dengan sandal uniknya Tigah. Cuma karena harganya yang bagi saya udah di luar harga standar sebuah sandal, maka saya menuda buat beli. Jadi begitu diminta Ican buat list barang seserahan, Tigah ini termasuk barang pertama yang terbersit di pikiran saya. Oh iya, saran saya buat kamu yang ingin beli Tigah, sebaiknya beli langsung dari toko atau seenggaknya dicoba dulu. Dari pengalaman saya, ukurannya enggak ada yang benar - benar pas di kaki saya. Biasanya size saya antara 38 atar 39. Tapi begitu dipakai, 38 terlalu kecil sedangkan 39 kebesaran di kaki saya. 

Ini juga local brand lainnya yang udah masuk dalam wish list saya, bahkan sejak masih kuliah dulu! Ingat banget setiap ada orang yang punya salah satu modelnya s.rw, rasanya sirik. Haha! Abisnya lucu - lucu banget, mulai dari desainnya dengan pita besar, pistol (aslik ini kepikiran aja ya bikin tas dengan desain ada pistolnya), relic tote bag, hingga terakhir sih si fur ball, yang paling berhasil mengambil hati saya. Buat brand ini, saya juga menyarankan buat membelinya langsung di toko atau menggunakan ukuran yang udah ada. Karena dari pengalaman saya yang memesan custom made (ini alsannya karena yang small terlalu kecil sedangkan yang large terlalu besar, jadi saya minta yang medium), ternyata hasilnya enggak sesuai dengan ekspektasi saya. Beberapa jahitannya enggak rapih dan itu terlihat jelas banget. Sayang sekali padahal stok mereka di toko seperti HGL (Happy Go Lucky) itu sangat rapih dan bagus ketimbang yang punya saya. 

3. Lima
Selama ini kalau beli jam pasti selalu brand luar karena bagi saya belum ada local brand yang terbukti kualitasnya. Tapi Lima ini eksepsional. Pertamanya saya hanya jatuh hati dengan material kayu yang digunakan serta desainnya yang belum pernah saya lihat di brand mana pun. Begitu lihat review-nya pun banyak yang bilang kalau Lima lebih bagus ketimbang Woodka, yang sebenarnya udah bisa terlihat dari harga keduanya yang hampir berbeda dua kali lipat. Akhirnya saya tetap memilih Lima dan berharap bahwa dengan harganya yang udah mampu menyaingi harga brand luar, saya enggak dikecewakan oleh kualitasnya. 




4. Calla
Sebelumnya saya enggak pernah dengar tentang local brand ini sampai suatu ketika saya ke HGL buat mencari suit. Udah beberapa bulan ini, tepatnya setelah liat Cate Blanchett memakainya di Ocean's 8, saya semakin pengen punya sebuah suit. Saya sempat mengira bahwa akan mudah mencarinya secara gitu kan yaa sempat trend lagi dan rasanya selalu ada aja brand yang mengeluarkan salah satu koleksi mereka dengan sebuah suit. Tapi ternyata susah mencari yang fit dengan badan saya. Sampai akhirnya saya hampir menyerah dan malah menemukan houndstooth suit dari Calla ini. Senang! 

Meskipun belum lama saya tau brand ini, salah satu alasan saya memasukkan Koza adalah bisa membuat saya yang tadinya enggak suka dengan leather bag dengan tekstur ala crocodile leather malah jadi suka! Alasan lainnya adalah karena saya yang enggak terlalu suka clutch karena megangnya ribet, tapi malah jadi suka karena desain (yang juga jadi signature) Koza yang memiliki pengait tangan buat pegangan clutch bag-nya. Dan alasan terakhir adalah brand ini punya teman saya, jadi sekalian bantu usaha teman dan bantu promosiin ;)

Satu - satunya barang yang dipilih Ican buat saya tanpa ada intervensi dari saya adalah outerwear dari Taaronka ini. Berhubung saya memang penggemar kimono outerwear dan motifnya lucu, kenapa ditolak? Hehe. 



All photos were taken by Emer Photography and edited by me.

In general, Chloe ini termasuk salah satu brand yang saya kagumi sejak lama karena karakternya yang jika saya bayangkan sebagai seorang perempuan, ia seperti wanita muda yang classy, elegant, humble, dan independent. Salah satu produk yang bikin saya penasaran tapi ((((masih affordable)))) buat dibeli sekarang adalah parfum! Mumpung parfum saya baru aja habis, langsung aja saya bilang sama Ican kalau saya akan memasukkan parfum ini sebagai seserahan. Yaa semacam mengambil kesempatan dalam kesempitan lah ceritanya :))

8. Vans
Samalah yaa seperti beberapa kasus di atas, meskipun Vans udah lama juga jadi salah satu brand yang produknya ingin saya beli, saya masih belum rela mengeluarkan uang saya buat sepasang sepatu ini :)) Untunglah Ican sebagai pencinta sneakers agak insist buat membelikan saya sneakers dan menawarkan saya beberapa pilihan. Setelah compare dengan brand dan model lain, pilihan saya jatuh dengan original model Vans dengan warna yang sering saya pakai salam keseharian saya, mustard! 

Di saat kebanyakan teman saya udah pada punya beberapa tas Kate Spade, saya sampai sekarang masih terus mikir berulang kali buat beli dengan uang sendiri. Terlepas dari berbagai desain dan marketingnya yang memang selalu berhasil bikin saya semakin ingin punya satuuu aja tas dari brand ini. Soalnya masih sayang aja gitu ngabisin uang berjuta - juta hanya untuk beli tas yang saya tau justru akan jarang saya gunakan dan dikeluarkan untuk special occasion aja karena terlalu "sayang" (takut kotorlah, takut cepet rusaklah). Nah, cuma kebetulan banget tiga bulan yang lalu tiba - tiba aja ada surprise sale dari Kate Spade. Begitu saya liat diskonnya lumayan banget! Langsung deh saya pesan melalui Schatzbox supaya tinggal bayar dan langsung dapat barangnya tanpa pusing mikirin gimana caranya shipping atau nitip teman dari US. 

Untuk kotak cincin, saya pesan di Ate House sedangkan untuk seserahan saya pesan dari Atelier Seserahan. Dua - duanya memuaskan dan recommended tapi sayangnya cuma menerima pesanan di Bandung. 

0 Comments