Roma, 27 April 2016.

Pagi ini aku terbangun oleh paparan sinar matahari yang masuk melalui jendela yang berada tepat di belakangku. Membuat badanku yang semalam sempat menggigil kedinginan, sekarang justru merasa gerah. Belum sepenuhnya sadar, tiba - tiba terdengar bunyi nyaring yang berasal dari alarm handphone yang setiap hari berjasa untuk membangunkanku. Buru - buru aku matikan, sebelum membangunkan Chaca dan Chika yang masih tertidur pulas di sebelahku. Sembari kumatikan, mataku langsung tertuju dengan sebuah simbol matahari dan angka yang berada di sudut kanan atas layar. Dua puluh derajat dan tanpa hujan. Ah, syukurlah. Seketika aku langsung bersemangat untuk segera beranjak dari atas kasur. Walaupun aku tau bahwa aku lebih menyukai suasana kota ini saat sedang hujan, tapi di hari kedua ini, aku benar - benar berharap cuaca akan cerah. Karena hari ini merupakan hari terakhir aku bisa menikmati Roma sebelum besok pagi melanjutkan perjalanan menuju Naples dan Pompeii. Jadi hujan maupun panas terik, bukanlah suatu hal yang aku harapkan hari ini. 






Dari lima destinasi yang menjadi prioritas untuk dikunjungi hari ini, tempat pemberhentian pertama kami adalah Collosseum dan Roman Forum, yang berada di dalam satu area yang sama. Entah kenapa, walaupun aku enggak terlalu tertarik dengan sejarah, kali ini aku cukup bersemangat mengunjungi kedua tempat ini. Tentunya terlepas dari kenyataan bahwa kami harus mengantri cukup panjang untuk mencapai pintu masuk. Mungkin karena sebelumnya aku pernah menonton film Gladiator, sehingga aku bisa sedikit membayangkan suasana pertarungan yang terjadi di Collosseum, meskipun sejujurnya aku merasa miris saat mengingatnya. Dan untuk Roman Forum, justru aku merasa tertarik karena tempat ini melebihi ekspektasiku. Membayangkan bahwa ratusan tahun lalu masyarakat Romawi sudah mampu membangun sistem kehidupan dengan bangunan cantik dan kokoh seperti ini, membuatku cukup terkesima. 





Setelah tiga jam, kami melanjutkan perjalanan menuju tempat - tempat touristic lainnya. Castel Sant' Angelo, St. Peter's Square, Piazza Novana, dan Pantheon. Ya, kali ini aku enggak bisa mengelak lagi bahwa kunjunganku ke Roma saat ini bukan sebagai seorang traveler, melainkan turis. But apparently it wasn't as bad as I thought it would be. Masih banyak sudut kota ini yang bisa membuatku terpana dan menikmati suasana kota ini hingga tanpa sadar aku sudah tertinggal jauh di belakang bersama kamera yang hampir enggak pernah lepas dari genggamanku. Para penjual buku bekas, poster dan souvenir di sepanjang sungai Tevere yang mengingatkanku pada Paris's bouquinistes di sepanjang sungai Seine. Keramaian di sekitar Piazza Novana dengan berbagai aktivitas di dalamnya: para musisi jalanan yang sedang memainkan Blackbird, salah satu lagu The Beatles; pelukis yang sedang menjajakan hasil lukisannya; para turis yang sedang asik memakan Nutella crepes dan gelato, atau justru menikmati secangkir Espresso di salah satu restoran yang mengelilingi tempat ini; serta masyarakat lokal yang juga ingin menyimpan semua suasana ini dengan kamera maupun alat lukis mereka. 





Diantara berbagai kebahagiaan yang kudapatkan hari ini, ada dua hal yang paling menyenangkan: pertama, gelato Nutella yang kubeli di dekat air mancur Piazza Navona. Lalu, hal kedua adalah gelato Le Due Palme yang memang sudah terkenal dengan kelezatannya. Mungkin hari itu memang hari keberuntunganku, karena kebetulan aku dilayani oleh seseorang dari Pakistan, yang entah mengapa terlihat begitu senang saat melihatku. Mungkin karena ia jarang melihat pembeli dari Asia, atau karena hijabku, atau memang karena pada dasarnya ia memang orang yang sangat baik. Alhasil, dengan hanya membayar 2.5 Euro, aku bisa mendapatkan gelato dengan double scoop chocolate fudge & dark chocolate with whipped cream. Dan akhirnya hari kami ditutup dengan menikmati pemandangan kota Roma sesaat setelah matahari terbenam dari atas Spanish Steps. 






11 Comments

  1. duh, eskrimnya menggoda banget mbak -_-

    ReplyDelete
  2. Every corner of Rome is picturesque, and the city as a whole is perfectly imperfect :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Very indeed! Its effortless beauty is what impressed me the most <3

      Delete
  3. mbak ozu posting style yang baru juga dong, kangen deh. biasanya aku dapat inspirasi model baju dari mbak ozu juga :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha aku udah lama enggak dress up ala - ala mbaa. terakhir pas liburan di Italy ajaa. tapi nanti aku posting outfit aku yaa di setiap kota :))

      Delete
  4. Kak, beneran deh aku terheran-heran banget sama kamera kakak yg di postingan ini. Kalau boleh tau, pake kamera apa ya? Terus pake edit2 lagi kah?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo vanillafha. Ini aku pake kamera Olympus mirrorless, seri OMD EM-10. Iyaa diedit di Photoshop, tapi cuma diatur brightness dan contrast, sama sedikit 'color balance' nya di beberapa foto, supaya lebih terlihat 'warm'. Semoga menjawab yaa :)

      Delete
  5. Subhanllah...... mba ozuuu sangat membanggakan......barokallah....

    ReplyDelete

Post a Comment