Goodbye, Roller-Coaster Year!

Baru kali ini saya menjalani tahun dimana baik kehidupan personal saya maupun berita yang disampaikan oleh dunia sama - sama mendukung untuk ingin segera meninggalkan 2016. Tahun yang membuat saya seperti sedang naik roller coaster. Penuh dengan kejutan dan rasanya terus berubah setiap detiknya. Detik ini saya berada di titik tertinggi, detik berikutnya saya sudah berada di titik terbawah. Detik ini saya sedang menatap ke langit, detik berikutnya saya sedang menatap terbalik dengan posisi seratus delapan puluh derajat yang berbeda dari sebelumnya. Detik ini saya berada di jalur yang lurus, detik berikutnya saya sudah berada di jalur berbelok. Seperti makna roller-coaster bagi saya, selalu membuat saya penasaran, bersemangat, dan tentunya ada kesenangan tersendiri yang enggak saya dapatkan dari atraksi lainnya. Namun terkadang ketika saya sedang kurang beruntung, ada saatnya ia membuat saya merasa pusing, takut, dan mual. Sayangnya, kali ini saya kurang beruntung. Roller-coaster yang saya naiki ternyata belum sesuai dengan kondisi saya sehingga berujung rasa sakit. Tapi seiring berjalannya waktu, saya bersyukur bahwa rasa sakit tersebut perlahan - lahan hilang dan tergantikan dengan kepuasan karena saya tidak lagi penasaran. Kepuasan karena pada akhirnya saya berhasil melewatinya.


Saya bilang roller-coaster, karena sebenarnya tahun 2016 enggak sepenuhnya membawa keburukan bagi saya. Malahan, setengah tahun pertama saya melewatinya dengan penuh rasa syukur. Tahun dimana saya merasa sangat bahagia karena begitu banyak mimpi saya yang tercapai. Memulai program doktoral dengan topik riset yang saya inginkan. Tinggal di kota yang menyenangkan dan menjalani hari - hari yang membuat saya merasa seimbang secara fisik dan mental. Jalan - jalan ke berbagai tujuh negara di Eropa setelah tiga tahun yang lalu sempat ditolak dua kali visa Schengen saya, yang mana semua perjalanan tersebut terasa sangat menyenangkan. Serta yang menjadi highlights tahun ini adalah impian saya untuk menjadi published author akhirnya tercapai, dan lebih dari itu, saya bisa mempublikasikan dua buku sekaligus di waktu yang berdekatan.

Tahun dimana saya merasa sangat nyaman, mencintai, dan bersyukur dengan diri saya. Membuat saya enggak malu lagi untuk menunjukkan kelemahan saya (baca: Setengah Perjalanan di Seperempat Abad). Membuat saya merasa sangat yakin bahwa saya sudah sangat memahami setiap bagian diri dam merasa sangat bersyukur karena hidup saya terasa sangat baik, seimbang, dan hampir tanpa masalah. Tahun dimana saya sangat merasa senang dengan kesendirian hingga kenyataan bahwa berbulan - bulan dikelilingi oleh orang - orang dan lingkungan yang tidak familiar, enggak merisaukan hati saya sedikitpun. Tahun dimana saya merasa begitu banyak mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang - orang terdekat, orang yang baru saya kenal, hingga orang - orang yang sama sekali enggak saya kenal.


Di waktu lain, saya melewati hari - hari dimana saya enggak tau lagi mimpi saya apa. Rasanya ratusan mimpi yang saya punya, berbagai semangat membara untuk meraih mereka; semua hilang diterpa angin dan hujan badai. Waktu dimana semua rasa percaya diri dan keyakinan dengan diri saya tersebut perlahan - lahan hilang, bahkan saya mencapai titik dimana saya memiliki pikiran negatif dan memandang rendah diri saya. Waktu dimana saya merasa sangat bingung dengan diri saya, hingga saya membutuhkan pertolongan orang lain untuk membantu saya memahaminya. Waktu dimana saya merasa begitu banyak masalah yang tertumpuk hingga butuh waktu lama untuk bisa menguraikan satu per satu masalah yang saya miliki untuk mencari akar permasalahan sebenarnya. Waktu dimana saya merasa sangat lemah hingga enggak bisa lagi sendirian dan selalu mencari orang untuk berinteraksi. Waktu dimana segala rencana yang telah saya buat sebelumnya berujung pada penyesalan.

Namun saya sangat bersyukur bahwa pada akhirnya semua hal negatif tersebut bisa saya lalui dan  menjadi sebuah pembelajaran - pembelajaran hidup yang enggak lain ditujukan untuk memperkuat diri saya dan hubungan saya dengan apa yang paling penting dalam hidup.



Di tahun ini saya menemukan makna baru dibalik beberapa hal yang sudah ada sejak lama dalam hidup saya. Tentang makna sholat yang bukan lagi sebatas sebuah kewajiban, tetapi tempat saya mencari kedamaian untuk diri saya sendiri. Tentang makna keluarga yang bukan lagi sebatas "orang - orang yang mau-enggak-mau terus ada di dalam hidup saya", tetapi sebagai orang - orang yang menyelamatkan hidup saya. Tentang kesabaran untuk menunggu dan tetap meyakini bahwa yang terbaik akan datang di waktu yang terbaik, sehingga enggak perlu memaksakan apa yang bukan sesuai dengan diri saya. Tentang pola hidup semi-vegetarian atau mereka menyebutnya flexitarian yang ternyata jauh lebih menyenangkan daripada omnivarian. Tentang hasrat untuk melakukan perjalanan keliling dunia yang tidak lagi terlihat menyenangkan tanpa adanya rekan. Tentang makna bumi pertiwi yang sudah mendarah daging di dalam tubuh saya dan sampai kapanpun enggak akan tergantikan, sekalipun oleh nikmatnya kehidupan di negera dunia pertama. Tentang kekuatan pikiran yang harus lebih sering dikendalikan agar tidak berbalik menyerang diri. Tentang pentingnya menjaga kekuatan jiwa agar raga bisa tetap berfungsi.

Saya juga menemukan berbagai perspektif baru yang membuat saya akhirnya bisa mengerti dan memahami tentang perbedaan sudut pandang yang dimiliki oleh orang lain, yang dulunya belum bisa saya pahami. Bahkan enggak sedikit diantaranya yang bisa meyakinkan saya untuk bisa menyetujui mereka yang awalnya bertentangan dengan pemikiran saya. Sebaliknya, ada beberapa keyakinan yang dilepas karena tidak lagi sesuai dengan pengalaman yang saya lalui. Enggak ada yang salah, karena semua itu enggak lain hanya akan membuat saya semakin menjadi seseorang yang bisa melihat segalanya dari berbagai sisi. 


Terima kasih untuk berbagai pembelajaran yang semakin menguatkanku, 2016. Dan, hai, 2017! Semoga kamu bisa memberikan lebih banyak hari - hari dimana aku lebih bersyukur ketimbang mengeluh, berlapang dada ketimbang khawatir, dan tertawa lepas ketimbang menangis. Semoga kamu bisa memberikan dunia lebih banyak berita positif yang enggak lain berujung bahagia dan harapan baru bahwa hidup ini layak untuk terus diperjuangkan. 

4 Comments

  1. Selamat tahun baru Ozu! :D Semoga tahun 2017 ini jadi tahun yang lebih baik dan Ozu makin keren yaa... Sing lancar PhDnya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Putyyy! Selamat tahun baru juga! Aamiin, makasih doanya Puut. Semoga tahun ini juga lebih baik lagi buat kamu dan semakin banyak menghasilkan karya yaa Put ;)

      Delete
  2. Happy new year Zu, hope 2017 brings us much happiness, love, and positivity :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Happy new year to you too, Dixieee! The same wishes go to you :D

      Delete

Post a Comment