Diantara banyak hal yang udah terlupakan oleh saya selama satu tahun belakangan ini, salah satu yang paling bikin ngangenin adalah rasa puas dan bahagia ketika berhasil membuat masakan saya sendiri. Bisa dibilang setahun kemarin saya hampir enggak pernah menyentuh penggorengan dan teman - temannya. Kalaupun ke dapur, paling saya hanya membuat resep yang mudah dan enggak perlu menyalakan kompor segala seperti granola, overnight oats dan green smoothies. Dengan jadwal harian saya yang berangkat kerja pagi, lalu siang hari di tempat kerja, dan sampai rumah lagi hampir selalu di atas jam tujuh malam; rasanya udah enggak sempat buat masak. Atau lebih tepatnya sih saya memang enggak menyempatkan diri untuk memasak. Apalagi dengan kenyataan bahwa mudah ditemukan makanan bergizi yang lebih enak dari masakan saya (ha!) dan dengan harga yang juga bisa lebih murah dibandingkan kalau saya belanja untuk masak sendiri; akhirnya membuat saya semakin memiliki alasan untuk enggak menyentuh dapur.
Dan ternyata memang butuh dihadapi kembali dengan kehidupan saya seperti sekarang ini, yang bisa membuat saya kembali mengacak - acak dapur. Hari - hari dimana saya bisa lebih leluasa mengatur waktu sendiri; lebih fleksibel; serta yang paling penting adalah karena ada paksaan (baca: makanan di luar serba mahal!). Walaupun sempat merasa takut bakal kagok masak lagi, tapi sebenarnya saya senang banget akhirnya bisa kembali menemukan semangat buat bermain di dapur, mencari resep baru untuk dibuat setiap hari, mencari dan membeli bahan - bahannya baik di farmer's market maupun di supermarket, serta (bonusnya) saya juga jadi lebih menjaga tubuh saya dengan mengetahui apa aja kandungan dari makanan yang masuk ke dalamnya. And you know what? I find a great joy in cooking, far more than ever!
Dan ternyata memang butuh dihadapi kembali dengan kehidupan saya seperti sekarang ini, yang bisa membuat saya kembali mengacak - acak dapur. Hari - hari dimana saya bisa lebih leluasa mengatur waktu sendiri; lebih fleksibel; serta yang paling penting adalah karena ada paksaan (baca: makanan di luar serba mahal!). Walaupun sempat merasa takut bakal kagok masak lagi, tapi sebenarnya saya senang banget akhirnya bisa kembali menemukan semangat buat bermain di dapur, mencari resep baru untuk dibuat setiap hari, mencari dan membeli bahan - bahannya baik di farmer's market maupun di supermarket, serta (bonusnya) saya juga jadi lebih menjaga tubuh saya dengan mengetahui apa aja kandungan dari makanan yang masuk ke dalamnya. And you know what? I find a great joy in cooking, far more than ever!
Black bean + brown rice burger; Salmon with mushroom sauce;
Gado-gado; Salmon with cheese sauce and mashed potato
Sebenarnya tanpa saya sadari, ketertarikan saya dalam memasak udah ada sejak lama. Bahkan saya masih ingat setiap saya melihat mbak saya memasak, seringkali saya penasaran dengan cara ia memasak hingga bisa menghasilkan makanan yang bisa membuat saya nambah berkali - kali. Alhasil saya sering menawarkan bantuan (walaupun kayanya saat itu kehadiran saya enggak membantu, bahkan malah merepotkan. haha!); entah itu mengulek, mengaduk, atau memotong bahan makanannya. Dan ternyata enggak sia - sia tawaran saya untuk membantu saat itu, karena ketika saya mulai coba memasak sendiri, saya jadi cukup banyak mengingat hal - hal yang saya pelajari saat membantu si mbak saat itu.
Pembelajaran lainnya juga saya dapatkan saat hidup sebagai mahasiswa kosan di Bandung, yang mana saya sempat diajari beberapa hal esensial dalam memasak oleh ibu kos saya. Selain itu, saya juga sempat mencoba beberapa resep (bisa dilihat disini). Tapi diantara berbagai pengalaman saya memasak, pengalaman saat di Inggris lah yang paling memberikan banyak pelajaran. Apalagi saat beberapa bulan pertama disana, hampir setiap kali masak pasti rasanya enggak enak hahaha. Belum lagi saya ini tipe orang yang males baca resep terlalu detail dan suka sotoy dengan melakukan improvisasi sendiri hahaha. Jadi aja deh tuh hasilnya berbagai rupa, mulai dari kegosonganlah, enggak ada rasanyalah, kurang matenglah, pokoknya macem - macem deh kejadiannya. Hahaha! Nah untungnya, semua kegagalan saya itu justru bukannya mematahkan semangat saya, malahan semakin membuat saya penasaran buat terus mencobanya sampai saya bukan hanya berhasil membuat diri saya nambah dua kali, tapi juga orang - orang yang saya masakin! :')
*Sedih juga sih begitu tau kalau selama di Inggris enggak pernah foto masakan yang udah saya bikin sendiri, sekalipun yang paling favorit seperti sambal teri ijo :(
Pesto fish fillet with spaghetti and bakcoy
Vegan "black-bean" burger (recipe can be found here)
Spinach and mushroom cream sauce
Berbeda dengan saat tiga tahun yang lalu ketika pertama tinggal sendirian yang cukup ribet buat memulai masak, sekarang saya hanya butuh satu minggu buat membiasakan diri lagi. Bahkan, waktu untuk memasak jadi suatu waktu yang saya tunggu - tunggu setiap harinya! Sebenarnya saya sempat bingung karena enggak pernah sampai se-excited ini buat memasak. Akhirnya sekarang saya udah tau jawabannya, kenapa saya jadi jauh lebih menikmati proses memasak dibandingkan ketika dulu di Bournemouth. Dan itu enggak lain karena I have my own kitchen!
Dulu, dengan sharing kitchen yang harus dibagi dengan empat orang flatmates saya, membuat saya setiap kali memasak bawaannya jadi selalu terburu - buru karena harus bergantian dengan yang lain. Walaupun kompornya ada empat, tapi tetap aja bakal sumpek kalau udah ada tiga orang yang masak bersamaan dalam satu waktu; belum lagi biasanya kan buat satu menu bisa membutuhkan dua kompor sendiri. Hal lainnya adalah saya enggak perlu merasa awkward ketika lagi di dapur dengan orang - orang yang enggak dekat dengan saya. Karena konsep dapurnya juga sebagai tempat kumpul bersama (communal room), maka jadinya ada salah satu teman saya yang sering banget mengajak teman - temannya dan mereka berkumpulnya di dapur. Nah kalau udah gitu, saya pun jadi males ke dapur kaaan #nasibjadiintrovert :))
Sekarang dengan ada dapur sendiri, saya jadi jauh lebih menikmati proses memasak saya, yang mana ternyata berpengaruh banget ke hasil masakannya! Hasil masakan saya sekarang semakin membuat saya puas dari hari ke hari. Super yeay!
Raw brownies vegan (recipe can be found here)
Beberapa produk plant-based foods yang menjadi andalan saya
Hal lainnya yang membuat saya semakin bersemangat buat masak dan mencoba resep baru adalah karena begitu mudahnya saya menemukan bahan - bahan makanan yang mendukung pola hidup saya saat ini. Hampir setahun menjadi seorang flexitarian, atau lebih dikenal sebagai semi-vegetarian, sebutan untuk seseorang yang hanya memakan daging di saat - saat tertentu aja dan lebih banyak mengkonsumsi makanan dari tumbuh - tumbuhan (plant-based foods), bisa dibilang di saat inilah saya paling menikmati diri saya sebagai flexitarian. Mulai dari di supermarket yang murah sampai yang mahal sekalipun, saya bisa menemukan plant-based foods dengan rasa yang sama enaknya dengan diary products, serta yang lebih pentingnya adalah harganya yang enggak berbeda jauh.
Enggak heran semenjak disini, saya udah hampir mengganti semua bahan makanan saya dengan plant-based; mulai dari keju, margarine, gula, puding, bahkan hingga bubuk cokelat dan karamel sirup! Sedangkan kalau konsumsi susu sebenarnya udah cukup lama saya mengubah susu sapi menjadi susu kedelai. Ehhh tapi saya masih mengkonsumsi beberapa diary product juga kok. Salah satu yang sampai sekarang masih enggak mungkin saya tinggalkan adalah Ben & Jerry's! Surga dunia. Titik.
Masakan Indonesia pertama yang saya masak disini dan (surprisingly) berhasil bikin saya nambah sampai dua kali: brown rice + bawang goreng + kerupuk kampung + telur balado + tumis toge tahu
My ultimate weakness: (homemade) pancake + ovomaltine + ben & jerry's
Gado - gado (lagi!). Kayanya makanan yang satu ini enggak akan pernah membuat saya bosan deh!
Satu hal lagi yang bikin saya semakin senang masak adalah semakin banyak resep yang mudah. Saya sendiri lagi seneng banget nih mencoba resep dari Minimalist Baker, yang baru saya temui minggu lalu. Selain semua resepnya vegetarian friendly (bahkan juga bagi vegan dan gluten-free), satu hal yang paling saya suka adalah makanan yang terlihat ribet menjadi mudah begitu dilakukan. Saya baru nyoba dua resep sih, raw vegan brownies dan vegan burger, tapi saya puas banget sama hasil masakan saya dari kedua resep tersebut. Makanya sekarang udah berencana buat bikin beberapa resep lainnya. Nanti kalau lagi rajin, saya tulis disini juga deh beberapa resep yang udah saya coba *anaknyamalesnulisresep* haha!
Eh iya, sebenarnya saya agak kebingungan kalau mencari resep masakan Indonesia nih. Walaupun ada beberapa website dan blog yang sering jadi acuan saya, tapi belum ada yang benar - benar bikin saya sreg. Kalau kamu ada referensi yang oke, I would be very happy if you could share me one! :)
Eh iya, sebenarnya saya agak kebingungan kalau mencari resep masakan Indonesia nih. Walaupun ada beberapa website dan blog yang sering jadi acuan saya, tapi belum ada yang benar - benar bikin saya sreg. Kalau kamu ada referensi yang oke, I would be very happy if you could share me one! :)
Nazuu...like like like baca tulisan kamu ini.jadii penasaran se intovert apa sh diri mu...hahha.ga pecaya klo kamu seorg yg introvert☺.. aku ttp nunggu tulisan kamu selanjutnyaa ya.. semngaaat☺☺
ReplyDeleteHalo Nurul! waah ternyata dari blog enggak keliatan yaa kalo aku introvert :)) sebenarnya tetep ada sisi extrovert sih sekitar 40% kalo kata tes kepribadianku hehee. tapi baru keliatan kalo udah ketemu langsung apalagi kalo dimasukkin ke sekelompok orang baru, nah disitu deh sisi introvertku baru keliatan banget hahaa.
DeleteAnyway makasihh yaa udah baca apalagi sampe nunggu postingan di blog aku, padhaal isinya mah gini gini waee.
Kiss kiss!
Selain Minimalist Baker, Deliciously Ella juga wajib coba Zu! Kalo makanan Asia mungkin bisa coba kuali.com. Happy cooking! :)
ReplyDeleteWaah aku barusan ngecek dan suka banget apalagi sama Deliciously Ella. Thank youuu, Dixie! :D
DeleteKak ozu, salah banget aku buka ini malem-malem. Ngiler-ngiler liat makanannya! Kamu kok talented banget sih??? :D
ReplyDeleteBTW aku tunggu posting room tournya haha. Dulu aku jatuh cinta banget sama kamarmu pas di UK :D
Ernyyy, ini mah bukan talented, tapi judulnya 'belajar dari kesalahan di masa lalu' hahaha!
DeleteIhh kok bisa pas sih, aku emang rencananya mau posting tentang kamarku abis postingan inii.. cm masih blm sempet karena masih banyak yang mesti dikerjain huhu. Insya Allah minggu ini bisa diposting. Tunggu aja yaaa :))
Kakak aku nemu alamat blog Kak Nazura dari websitenya Majalah Kawanku. Asli, serius jatuh hati banget sama blognya. Isinya ga cuma tentang fashion tapi juga trevel, dll yang paling seneng di blog ini juga banyak banget bahasan tentang lingkungan tempat2 yg kak nazur datengin, ih beneran envy banget. Aku tunggu postingan2 berikutnya yak, khususnya lifestyle, architecture, dan culture nya :)
ReplyDeletehalo anges! makasih yaa udah baca blog akuu. i'm so flattered :')
Deletekaaaak ngiler banget deh lihatnya :''' aku selalu pingin coba-coba vegetarian/vegan food gitu tapi kalo di indo gini... pasti kepentoknya di bahan-bahannya yang susah banget dicari... kyk raw choco, almond milk gitu2... ditunggu postingannya lagi kak! hehe
ReplyDeletehahaha iyaa aku juga kalo di indo enggak akan deh beli produk2 yg aku beli disini, kecuali soy milk! cuma itu doang yg masih affordable buat aku haha. semoga ajaa semakin byk yg produksi plant-based food di indo yaa jd harganya jg enggak akan semahal sekarang *fingerscrossed*
Deletembak ozu, muesli itu kalau misal enggak diseduh pakai air hangat apa masih bisa dikonsumsi? atau emang harus di seduh pakai air hangat? kapan lalu liat postnya mbak ozu tentang muesli...
ReplyDeletehai chintya! aku malah makan muesli tanpa diseduh pakai air. Awalnya pernah nyoba kaya gitu, tapi aku enggak suka.. jadinya aku langsung makan muesli nya.. aku biasanya makan muesli dicampur dengan yoghurt, pisang, dan peanut butter. lalu didiamkan beberapa jam di dalam kulkas, atau malah kalau bisa semalaman. selamat mencoba! :3
Deleteowh memang biasa ya kalau di diemin semaleman, ya ampun ndeso banget deh aku -.-
ReplyDeletesoalnya kapan lalu di Surabaya (kota tinggalku hehe) ada yg jual muesli yg uda di diemin semalaman mbak ozu. Dan aku agak awkward gitu pas mau beli (takut keracunan kayak di film film #kalau yg ini lebay sih) wkwkwk
danke schon :)